BANJARMASIN – Dua ulama besar murid Abah Guru Sekumpul bertemu dalam acara peringatan maulid Nabi Besar Muhammad SAW di kediaman H Fahrul, Jl Soetoyo S, Banjarmasin, Kamis (24/11).
Pertemuan itu sontak mengundang ribuan jamaah lintas usia datang, guna mengambil manfaat dari tausiyah dua ulama karismatik tersebut.
KH Ahmad Zuhdiannor yang lebih dulu memberikan tausiyah membicarakan tentang pentingnya membaca sholawat pada Baginda Rasul SAW.
“Jangan takut dikatakan mengkultuskan Nabi. Sebab kita (umat Islam) tahu betul bahwa Tuhan tetap Tuhan, dan Nabi tetap Nabi,” ujar Abah Haji -panggilan jamaah pada beliau.
Memuliakan Nabi, sambung Abah Haji, bukan berarti menuhankan Nabi. Karena sudah belajar tauhid, sehingga mengenal siapa Tuhan dan siapa Nabi.
Dikatakan dalam Alqur’an bahwa Nabi itu Ro’uf dan Rohim. Akan tetapi, Ro’uf dan Rohimnya Nabi tidak sama dengan Ro’uf dan Rohimnya Allah.
Karena itu, menurut Abah Haji jangan takut dikatakan syirik atau mengkultuskan Nabi hanya karena memuji dan memuliakan Rasulullah SAW.
Menyambung tausiyah Abah Haji, KH Zhofaruddin yang datang dari Samarinda Kalimantan Timur itu juga mengungkapkan bahwa tidak ada salahnya bersholawat kepada Rasulullah SAW, karena memuliakan Rasul itu adalah perintah Allah SWT.
“Tuhan memerintahkan shalat, tapi Tuhan tidak shalat. Berbeda dengan sholawat. Tuhan memerintahkan sholawat dan Tuhan ikut bersholawat, ” ucap Abah Udin Samarinda.
Kendati demikian, sambung Abah Udin, sholawat Tuhan kepada Nabi tidak sama dengan sholawat makhluk kepada Nabi.
“Sholawat kita tidak ada apa-apanya, jika dibandingkan dengan sholawat yang diberikan Tuhan kepada Nabi, ” jelas Abah Udin.
Peringatan maulid tersebut juga dihadiri banyak ulama, di antaranya Ustadz Ahmad Mubarok, Ustadz Pink Al Koetai (dari Samarinda) dan puluhan ulama dan habaib lainnya. (abn)