Tak Berkategori  

Dua Tahun Lebih Krisis Air, Warga Datangi Kantor PDAM Intan Banjar

BANJARBARU, koranbanjar.net – Kurang lebih dua tahun belakangan, warga Komplek Graha Tembikar Permai, Desa Simpang Empat, Kecamatan Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar, mengalami krisis air. Belasan penghuni pun, mendatangi ke kantor PDAM Intan Banjar, Senin (9/9/2019).

Penghuni Komplek Graha Timbikar Permai, mendatangi Kanto PDAM Intan Banjar. Tujuan datangnya belasan penghuni itu, memprotes masalah distribusi air bersih dari PDAM Intan Banjar yang tidak merata di kawasan perbatasan antara Kabupaten Banjar dan Banjarmasin.

Salah satu warga Komplek Hendra mengatakan, kejadian itu sudah berlangsung kurang lebih dua tahun belakangan ini. Air yang diterima warga, hanya mengalir pada waktu tengah malam, bahkan itu juga hanya kadang-kadang.

“Tiap tengah malam baru hidup, itu tidak setiap hari. Jamnya juga tidak menentu. Harus nunggu sampai airnya mengalir,” ucapnya.

Walau pihaknya menyadari, wilayah mereka berbatasan antara Kabupaten Banjar dan Banjarmasin. Bukan berarti wilayah mereka tidak dapat merasakan distribusi air yang lancar.

“Kami hanya ingin perpindahan aja kalau balum lancari. Dari PDAM Intan Banjar ke PDAM Bandarmasih,” sebutnya.

Untuk di Komplek itu sendiri, ada 250 Kepala Keluarga (KK) yang menghuni. Angka itu juga kemungkinan akan bertambah terus melihat banyaknya area baru untuk perumahan.

Direktur Teknik PDAM Intan Banjar Said Umar menjelaskan, macetnya distribusi itu dikarenakan kuantitas air yang disuplai tidak mencukupi.

“Kawasan itu bergantung pada Booster yang berada di Tambang Siring di Kecamatan Gambut. Suplainya hanya 50 liter per detik. Di daerah itu, pelanggan mencapai 8.700. Inilah menjadi tidak optimal. Idelanya 80-100 liter per detik,” jelasnya.

PDAM Intan Banjar tetap berkomitmen mengevaluasi persoalan tersebut, dengan cara menambah pemasangan pipa di daerah yang mengalami krisis air.

Persoalan permintaan warga yang ingin memindah jaringan ke PDAM Bandarmasih, pihaknya berkomitmen akan mensuplai air bersih menggunakan tangki.

“Terus akan kami evaluasi. Untuk mencapai perubahan itu perlu ada dukungan berupa infastruktur yang memadai,” katanya. (Maf)