Dua Rumah Warga Batola Memprihatinkan, Apa Kabar Program Bedah Rumah PKK?

BATOLA, KORANBANJAR.NET – Ironis, di saat Program Bedah Rumah dari Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Barito Kauala (Batola) menjadi salah satu program andalan untuk mensejahterakan masyarakat miskin di Batola, dua rumah warga yang berada di Kecamatan Barambai dan Kecamatan Alalak, Kabupaten Batola, malah mengalami kondisi yang sangat memprihatinkan. Bahkan, dua rumah warga ini bisa disebut sudah tidak layak huni.

Betapa tidak, rumah berukuran kecil milik Titi (66) yang berada di Desa Karya Tani RT 6, RW 2, Kecamatan Barambai, Kabupaten Batola ini, terlihat rusak di sana-sini. Pada bagian dinding rumahnya yang terbuat dari bahan kayu pun sudah dipenuhi dengan tambalan untuk menutupi lubang-lubang dinding yang sudah lapuk.

Mirisnya lagi, tambalan dinding bukan berbahan dari papan, melainkan dari kajang (daun nipah) serta plastik bekas dan karung beras. Sementara pada bagian atap rumahnya juga tidak kalah memprihatinkan, beberapa bagian tampak sudah bolong-bolong karena atapnya yang dari kajang sudah banyak yang terlepas.

Kondisi memprihatinkan rumah Titi tampak depan.

Menanggapi kondisi rumah warganya yang sangat memprihatinkan ini, Camat Barambai, Wiwien Masruri mengatakan, saat ini bantuan yang diterima oleh Titi yang memiliki status sebagai janda cerai mati itu hanyalah beras rastra gratis.

“Untuk bantuan dari Program Keluarga Harapan (PKH) tidak dapat, karena beliau tidak cukup syarat. Selanjutnya, coba kami usulkan melalui program Sistem Layanan Rujukan Terpadu (SLRT),” ujar Wiwien, Rabu (1/8).

Menurut Wiwien, Titi sebenarnya mempunyai penghasilan dari hasil pekerjaanya sebagai buruh tani, dan mempunyai anak yang tinggal di sebelah rumahnya, namun upah yang ia dapat hanya mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-sehari saja, tidak cukup untuk perbaikan rumah.

“Kemarin Ketua TP PKK, Ibu Saraswati, ada mengunjungi rumah beliau menanyakan soal kepemilikan tanah. Mudah-mudahan bisa masuk dalam kriteria bedah rumah PKK,” ucapnya.

Sementara rumah tak layak huni lainnya, adalah milik Gadul (56), di Desa Belandean Dalam, RT 11, Kecamatan Alalak, Kabupaten Batola, juga terlihat memprihatinkan. Bahkan saking memprihatinkannya, rumah Gadul terlihat hampir roboh karena mengalami kemiringan akibat sudah dimakan usia.

Rumah Gadul hampir roboh.

Sedangkan pada bagian dapur, peralatan masak terlihat sangat berserakan di lantai yang susunannya kayunya tidak teratur. Kondisi ini diperparah dengan genangan air yang berada di bawah rumah sudah terlihat hampir menyentuh bagian lantai.

Genangan air dari bawah rumah hampir menyentuh lantai dapur.

Menurut Camat Alalak, Haris Isroyani, berdasarkan informasi dari Kepala Desa Belandaian Dalam, rencananya pada tahun ini rumah milik Gadul akan direhab dengan dana swadaya warga setempat.

Selain itu, sambung Haris Isroyani, Tim SLRT Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Batola sudah memantau kondisi rumah Gadul, yang berdasarkan Kartu Keluarga miliknya, Gadul mempunyai istri, orang tua, dan seorang saudara.

Sebenarnya, dikatakan Haris Isroyani, tahun lalu, perbaikan rumah Gadul sudah diusulkan melalui program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Namun untuk Desa Belandean, belum dapat. (dny)