DPRD Tanbu Soroti Pembangunan Gedung Museum Pejuang di Pagatan

Gedung Museum di Pagatan, Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanah Bumbu yang hingga kini belum dikelola.(Foto: Agus Hasanudin)
Gedung Museum di Pagatan, Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanah Bumbu yang hingga kini belum dikelola.(Foto: Agus Hasanudin)

Pembangunan gedung museum pejuang di Pagatan, Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), Kalimantan Selatan, tepatnya persis berada di seberang kantor Pos Pagatan menjadi sorotan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat.

TANAH BUMBU, koranbanjar.net- Pembangunan gedung museum bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ini terlihat hanya biasa saja. Namun, anggaran disedot cukup terbilang besar sekitar Rp1 miliar lebih atau Rp1.090.859.000.

“Yang namanya museum itu harus di diskusikan, dirapatkan apakah itu tepat di situ atau tidak bentuk dan fungsinya,” kata Anggota DPRD Tanah Bumbu, Fawahisa Mahabatan.

Ia menilai, Tanah Bumbu setelah jabatan Bupati, HM dr. Zairullah Azhar 2010 berakhir, dan sekarang kembali lagi sebagai Bupati terpilih di 2021-2024, dulu perencanaan hebat, namun tidak hebat dengan fungsinya.

“Tidak hebat dengan penerapan kegiatannya nah ini yang harus kita perbaiki ke depan. Kita jangan membuat sebuah rancangan yang hebat, tapi setelah dilaksanakan tidak sesuai dengan perencanaan yang hebat,” jelas pria saat ini menjabat sebagai ketua lembaga ade ogi (Adat Bugis) ini.

Hal itu, baik secara gambaran maupun keuangan. “Kita itu sebagai anggota DPRD mengkritik itu. Karena harus sampai dengan satuan atau tiganya yang kita lihat. Bukan hanya perencanaan satuan statusnya saja,” ujarnya.

Menurutnya, memang apabila berbicara tentang penyimpangan, dan ketidaksesuaian bangunan, jelas kata anggota DPRD dari komisi III sangatlah tidak sesuai.

“Dengan anggaran milyaran, dengan begitu-begitu saja tidak sesuai. Menyimpan tanda tanya besar bagi kita dan masyarakat,” ungkap Ketua INKAI Kalsel ini.

Terlebih saat dilihat ke dalam bagunan museum telah rampung tersebut terlihat kosong akan isinya.

“Itulah karena ada dugaan oknum hanya mementingkan dirinya, tidak berbicara tentang belakang sejarah, prasejarah ke depan. Dia hanya berpikir asal jadi,” tudingnya.

Ia menegaskan, inilah perencanaan hebat tapi pelaksanaannya tidak hebat. Harusnya, ini dilakukan secara sinergi semua. Sehingga, perencanaan yang bagus pelaksanaannya bagus juga.

“Catat kelola keuangan juga yang bagus. Ini ‘kan bukti sejarah banyak sekali yang dilakukan on the tracing kalau ini diteruskan oleh pihak berwajib kejaksaan dan kepolisian maka tidak hanya satu sisi tapi banyak sisi yang akan terjerat,” tandasnya.

Sebagai informasi tambahan, pembangunan museum pejuang ini rampung pada Desember 2020 sesuai kontrak.

Pantauan awak media di lokasi, hingga pada Sabtu (12/6/2021) terlihat bangunan ini masih belum dikelola, dan terkunci dari luar.(ags/sir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *