Dosis Pertama dan Kedua, Capaian Vaksinasi Lansia di Banjarbaru Tertinggi

Salah seorang Lansia warga Guntung Manggis melakukan vaksin. (Foto:Ari/koranbanjar.net)

Kurang lebih 32.60 persen total vaksinasi bagi kategori lansia atau lanjuti usia di Kota Banjarbaru. Persentase vaksinasi Lansia di Bnajarbatu itu menjadi yang tertinggi untuk di wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel).

BANJARBARU,koranbanjar.net – Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru Rizana Mirza, berdasarkan data dari situs Kemenkes hingga Jumat (22/10/2021).

Dijelaskannya, capaian vaksinasi bagi lansia 32.60 persen untuk dosis pertama, untuk dosis kedua sekitar 23.61 persen.

Untuk target di Kota Banjarbaru vaksinasi bagi lansia sekitar 13.639 orang. Rinciannya dosis pertama sekitar 4.404, dan dosis kedua 3.165 orang.

Dibandingkan dengan kabupaten atau kota di Kalsel, dirinya menyebut memang tertinggi. Kota tetangga Banjarmasin, masih berada dikisaran 28.03 persen dari data situs yang sama.

“Cakupan kita bagus, untuk provinsi data cakupannya sudah 15 persen, lalu Indonesia cakupannya 36 persen,” ujarnya.

Pusat menargetkan capaian vaksinasi untuk kategori lansia di tiap daerah mencapai 40 persen. “Vaksinasi lansia sangat penting, karena mereka yang paling rentan dan beresiko tinggi,” terangnya.

Dari data korban yang meninggal akibat Covid 19, rata-rata diusia yang rentan sepeti lansia. Karena dipengaruhi komorbit atau penyakit penyerta.

Dijelaskannya lagi, masalah yang terjadi bagi lansia saat melaksanakan vaksinasi, kurangnya peran anggota keluarga yang membantu vaksinasi.

“Mereka ini kesulitan ke lokasi vaksinasi. Maka jtu, harapannya peran keluarga atau setidaknya RT setempat ke lokasi. Inilah yang jadi kendala untuk melancarkan vaksinasi, dan kita juga tidak mungkin satu per satu kita datangi,” ungkapnya.

Tak hanya itu, masih ada juga lansia yang bisa dikatakan anti vaksin karena beberapa hal.

“Perbedaan sudut pandang masih saja ada terakit vaksin ini,” katanya.

Sangat diperlukannya peran anggota keluarga untuk mengedukasi hal itu. Juga harus ada lembaga atau instansi yang mengatasi kendala ini,” sebutnya. (maf/dya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *