Dinkes Banjar: Fogging Bukan Cara Terbaik Berantas DBD

MARTAPURA, koranbanjar.net – Fogging bukanlah hal yang terbaik dalam memberantas Demam Berdarah Dengue (DBD).

Asumsi masyarakat selama ini beranggapan jika pengasapan (fogging) merupakan cara terbaik untuk memberantas penyakit DBD. Sesungguhnya itu bukan hal yang tepat.

Setiap ada kasus, masyarakat selalu minta fogging dan jika sudah difogging, mereka merasa aman dari serangan penyakit DBD.

Ternyata asumsi tersebut dapat dikatakan keliru, sebagaimana diungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banjar dr H Diauddin diwakili Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Rahimayanti mengatakan, Fogging bukan cara terbaik untuk membasmi DBD.

“Fogging itu bukan termasuk pencegahan DBD,” terangnya kepada koranbanjar.net.

Selain itu, Rahimayanti juga menjelaskan, dalam fogging harus mempertimbangkan baik buruknya. Karena sebenarnya fogging ini menyebarkan racun ke udara, jadi dalam fogging semua ada hitungannya.

“Kalau manfaatnya lebih besar dari mudaratnya baru dilakukan fogging,” jelasnya.

 

Baca juga: Antisipasi DBD, Dinkes Banjar Keluarkan Imbauan

 

Rahimayanti menambahkan, fogging hanya bertujuan membunuh nyamuk dewasa, bukan membasmi sarang nyamuk.

“Kalau masyarakat belum menerapkan upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) khususnya jentik. Beberapa hari setelah fogging, jentik yang tadi akan jadi nyamuk lagi,” tambahnya.

Dari data saat ini, di Januari 2020 sudah ada 21 kasus DBD yang terjadi di Kabupaten Banjar.

Oleh karena hal itu, Dinkes Banjar mengeluarkan surat imbauan untuk upaya pencegahan dan pengendalian DBD.

“Pencegahan terbaik adalah dengan memberantas sarang nyamuk dengan 3M Plus (menguras, menutup dan mendaur ulang serta mencegah gigitan nyamuk), ” tutup Kabid Kesmas. (har/dya)