MARTAPURA, koranbanjar.net – Kali mati di belakang Pasar Martapura dan Masjid Al Karomah Martapura, Kelurahan Murung Keraton, Kecamatan Martapura, kembali dibersihkan Dinas Lingkungan Hidup KabupatenBanjar, Kamis (01/03) siang.
Informasi yang diperoleh jurnalis koranbanjar.net, ada ratusan personil dari Dinas Lingkungan Hidup yang bekerjasama dengan Tagana, Perusahaan Daerah Pasar Bauntung Batuah, Kelurahan Murung Keraton, dan warga sekitar turun ke lokasi kali mati.
Sekda Banjar H Nasrunsyah juga ikut memantau kerja bakti dalam rangka Peringatan Hari Peduli Sampah tahun 2018 tersebut. Proses normalisasi kali mati diwacanakan berlanjut sampai lokasi bebas dari limbah kotor dan berbau.
“Kalimati sebelum dibersihkan menjijikkan dengan tumpukan sampah pelastik, bungkusan bekas makanan instan, airnya bau dan hitam legam dan tidak mengalir. Ditambah berdiri di jalur hijau itu rumah-rumah bedakan kayu, sebagian rusak dan lapuk dimakan air akibat genangan banjir yang sewaktu-waktu menggenang pemukiman. Kita akan terus bersihkan sampai semuanya terlihat benar-benar bersih,” ujar Sekda Banjar H Nasrunsyah.
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banjar Boyke W Triestiyanto menegaskan, kerja bakti kemarin lanjutan dari gotong royong hari Kamis sebelumnya. Ia membenarkan tentang rencana pembersihan berkala di lokasi tersebut.
“Dasar sodetan (jalur tembusan) akan ditinggikan sehingga air dari Sungai Martapura tidak masuk kecuali pasang, ini membuat sirkulasi air lancar mengarah ke sungai. Saya sangat mengapresiasi turut sertanya warga sini dan warga sekitar yang ikut membersihkan kampungnya,” ujar dia.
Sementara itu, warga setempat, Hilman menegaskan, tiap musim kemarau kondisi kali mati kering, biasa warga sekitar membersihkan sodetan tersebut. Ia berharap, aliran air kali mati tidak tergenang, jadi perlu diatur juga ketinggian dasar kali mati.
“Kalau musim kemarau kondisi kali ini kering dan banyak sampah, saya juga menyesalkan dengan tingkat kesadaran warga sekitar. Selain itu, petugas pengangkut sampah mengundurkan diri, kemungkinan karena iuran bulanan tidak lancar atau sudah tidak kuat,” ungkapnya.(sai)