Tak Berkategori  

Diduga Hubungan Asmara Kandas, Gadis 14 Tahun Ini Gantung Diri

PENGARON, koranbanjar.net Diduga akibat persoalan asmara, gadis belia ini nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

Kejadian tersebut dibenarkan Kapolsek Pengaron, Iptu Suroto melalui Kanit Reskrim Polsek Pengaron, Aipda Ismanto.

Korban bunuh diri berinisial RH (14 tahun) warga di salah satu desa di Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar.

Kanit Reskrim Polsek Pengaron Aipda Ismanto menjelaskan, piket Mako Mapolsek Pengaron mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa ada peristiwa orang gantung diri, Selasa (16/7/2019) sekitar pukul 14.00 Wita.

Kemudian Aipda Ismanto bersama beberapa anggota Polsek lainnya, langsung mendatangi tempat yang dimaksud guna memastikan kebenarannya.

“Sesampainya di TKP memang benar adanya seorang remaja putri gantung diri yang diketahui berinisial RH,” ujar Ismanto.

Ia menjelaskan, sesuai penuturan para saksi yang dimintai keterangan, yang merupakan teman dekat korban yakni NH (15 tahun) dan IA (13 tahun).

“Korban sebelumnya sering curhat dengan NH melalui pesan aplikasi WhatsApp tentang kisah pribadinya,” katanya.

Sementara diduga korban mengakhiri hayat akibat hubungan asmara yang kandas. Diduga sang pria berinisial FR.

Awal diketahuinya korban bunuh diri, Ismanto menjelaskan, siang itu NH dan IA ingin mengantarkan sebuah kitab suci milik korban. Sesampainya di rumah korban, kemudian pitu rumah diketuk dan tidak ada sahutan dari dalam.

“Kebetulan pada saat itu orangtua korban sedang pergi ke kebun. Merasa tidak ada sahutan dari dalam rumah, kemudian kedua temannya ini mendatangi ke belakang rumah untuk mengetuk  dari belakang. Tidak lama mereka mendengar suara jerigen jatuh. Merasa ada yang aneh, keduanya langsung lari ke depan rumah korban meminta tolong,” papar Ismanto.

Ia melanjutkan, warga kemudian memutuskan untuk mendobrak pintu rumah korban. Setelah berhasil, ditemukan korban sudah tergantung dengan seutas tali berwarna orange yang digantungkan di salah satu kayu di ruang dapur. Sementara di bawahnya terlihat satu jerigen dan satu bantal yang diduga digunakan korban untuk berdiri menggapai tali.

“Setelah melakukan evakuasi kami langsung memanggil pihak Puskesmas Desa Pengaron untuk dilakukan visum. Setelah pihak Puskesmas melakukan pemisuman dan dinyatakan murni gantung diri tidak ada kekerasan fisik pada tubuh korban,” tuturnya.

Ditambahkannya, pihak keluarga korban meminta agar korban tidak dilakuan autopsi. (dra)