PENGARON – Pembakal Desa Pengaron Supian sedang mencoba kembali mengembangkan perkebunan cengkeh. Pasalnya, selama ini perkebunan cangkeh di Pengaron sempat tidak digarap petani, karena prosesnya yang memakan waktu sangat panjang bisa mencapai 6 tahun. Selain itu, proses perawatannya yang sangat rumit membuat orang berfikir dua kali untuk menggarap cengkeh.
”Saya memulai kembali membangun perkebunan cengkeh, karena sekarang harga cengkeh sudah melambung tinggi,” tuturnya.
Supian menanam 300 bibit cengkeh yang diselingi dengan petai dan padi di sela-sela bibit cengkeh.
Menurut Supian, investasi cengkeh memang sangat menguntungkan, selain harganya yang sudah sangat melambung tinggi. Untuk para penikmat rokok siapa yang tidak tahu dengan tanaman ini, di setiap rokok mengandung cengkeh, agar membuat rokok menjadi manis.
“Untuk pemasaran biasanya orang mengambil cengkeh yang sudah siap langsung ke rumah,” ujarnya.
Proses pemanenan cengkeh memang sangat rumit, tidak bisa dengan cara mendaki pohon, melainkan menggunakan alat bantu seperti tangga lipat, karena buah cengkeh berada di ujung daun.
Untuk pemasaran, cengkeh Pengaron pernah merambah ke luar daerah Kalimantan, seperti Jakarta. “Cengkeh dari Pengaron ini adalah cengkeh yang biasanya dipakai orang untuk bahan baku pembuatan rokok,” pungkas Supian.(sen)