Covid-19 yang telah melanda penduduk dunia membuat semua orang sensitif hingga panik. Jika ada seseorang yang bersin, batuk atau demam di sekitarnya, seseorang lainnya cenderung menghindar. Oleh sebab itu, untuk menghindari negative thingking terhadap orang lain, terutama bagi diri sendiri, berikut ulasan mendeteksi virus Covid-19 bagi Orang Tanpa Gelaja (OTG).
Di beberapa kasus, pasien virus corona tidak mengalami gejala tertentu. Bahkan, secara kasat mata dan fisik, pasien dikatakan sehat. Mereka kemudian dikenal sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG).
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan ada cara untuk mendeteksi Covid-19 dalam tubuh OTG. Salah satunya dengan menggunakan metode pemeriksaan Swab dengan Polymerase Chain Reaction (PCR).
“Bisa yang disebut OTG langsung SWAB atau PCR bisa saja virus tertangkap diuji positif,” kata Wiku di Gedung BNPB, Jakarta Timur.
Dari Cairan Dahak
Wiku Adisasmito menjelaskan, Swab merupakan metode uji laboratorium dengan cara mengambil cairan tubuh seseorang. Tentu saja, cairan tubuh yang mengandung banyak virus. Biasanya, cairan yang diambil dari dalam hidung maupun dahak seseorang.
“Yang diambil cairan tubuh paling banyak mengandung virus, SWAB adalah teknik usap pakai alat diusap,” ujar Wiku.
Dilakukan Tim Medis
Metode ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Wiku Adisasmito pengambilan tes Swab harus dilakukan oleh tim medis yang ahli. Hal ini lantaran akan mempengaruhi hasil dari pemeriksaan itu sendiri.
“Yang lakukan orang yang ahli. Caranya juga harus benar ini jauh lebih akurat,” ucap Wiku.
“OTG itu bisa saja orang memang sehat memang tidak ada virusnya. Kedua, OTG adalah orang nampaknya sehat padahal dia ada virus di dalam tubuhnya,” sambungnya.
Memutus Rantai Penularan
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 kembali mensosialisasikan penggunaan masker pada masyarakat. Menurutnya, salah satu cara memutus rantai penyebaran virus corona adalah dengan menggunakan masker. Ini juga menjadi cara termudah bagi masyarakat untuk dilakukan.
“Itu (masker) salah satu cara memutus, bukan satu-satunya. Karena ada yang lain yang harus kita lakukan untuk memutus (rantai penularan),” paparnya.(merdeka.com/sir)