Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Politik

Cara Aditya Menyejahterakan Warga Banjarbaru (1) ; Mulai Menyiapkan Pengobatan Gratis Hingga Makan Gratis Untuk Disabilitas dan Lansia

Avatar
1572
×

Cara Aditya Menyejahterakan Warga Banjarbaru (1) ; Mulai Menyiapkan Pengobatan Gratis Hingga Makan Gratis Untuk Disabilitas dan Lansia

Sebarkan artikel ini
Aditya Mufti Ariffin dan istrinya Vivi Zubedi. (Foto: Tim/Koranbanjar.net)
Aditya Mufti Ariffin dan istrinya Vivi Zubedi. (Foto: Tim/Koranbanjar.net)

Mungkin tidak banyak masyarakat di Kota Banjarbaru yang mengetahui, bagaimana sosok Calon Walikota Banjarbaru bernomor urut 2, HM. Aditya Mufti Ariffin, SH, MH membuat sebuah konsep hingga melaksanakan cara menyejahterakan warga Kota Banjarbaru. Menjadi seorang pemimpin daerah seperti Aditya Mufti Ariffin ternyata bukan sekadar seremoni, menghadiri acara-acara formal seperti yang dilansir sejumlah media. Di balik itu, sudah banyak yang dilakukan seorang Aditya dalam menciptakan keadaan masyarakat yang kini lebih sejahtera, bahkan dia harus turun langsung ke rumah-rumah warga yang butuh perhatian khusus.

BANJARBARU, koranbanjar.netHM Aditya Mufti Ariffin, SH,MH adalah salah satu kandidat Calon Walikota Banjarbaru periode 2024-2029 bernomor urut 2. Sebagai calon walikota di periode kedua, tentunya dia sudah merasakan serta menjalani bagaimana lika-liku dalam mengayomi serta memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Banjarbaru.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Banyak sekali langkah-langkah strategis yang sudah dia lakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam kurun waktu 3,5 tahun terakhir. Namun tentunya tidak semua yang bisa disajikan penulis hasil wawancara khusus dengan Aditya Mufti Ariffin pada Sabtu malam, (12/10/2024). Akan tetapi, setidaknya banyak perubahan yang dirasakan warga Kota Banjarbaru selama kepemimpinannya.

Sejak tahun 2022 hingga sekarang, Aditya Mufti Ariffin mempunyai program kesehatan yang sangat bermanfaat dirasakan masyarakat. Dilatarbelakangi oleh pesan seorang ulama yang menginginkan kesejahteraan untuk masyarakat, Aditya langsung meluncurkan program home care.

“Konsep saya waktu itu, ingin mengurangi tingkat pragmatis yang terjadi di tengah masyarakat. Hal itu saya gambarkan melalui program home care. Misal, orang berbagi uang sebesar Rp500 ribu, kemudian warga berobat harus mengeluarkan uang senilai Rp500 ribu. berarti uang itu habis. Nah, home care ini adalah berobat gratis, berarti sama saja kan,” ungkapnya.

Program ini sudah dilaksanakan sejak akhir tahun 2022, berarti sudah berjalan 2 tahun lebih.

“Secara universal masyarakat Kota Banjarbaru sudah tercover BPJS, kemudian kita sertakan dengan program home care, terutama untuk warga disabilitas dan lansia,” ucap dia.

Aditya menjelaskan lebih detil, tujuan pemerintah itu adalah membangun, pertama menyelesaikan permasalahan, kedua menuju kesejahteraan. Itu inti membangun.

Diceritakan, latar belakang sehingga program home care diluncurkan, khususnya untuk disabilitas dan lansia, waktu itu dia ketemu seorang ulama yang memberi pesan agar dirinya harus lebih menyejahterakan masyarakat Kota Banjarbaru.

“Orang tidak mampu itu seperti apa? Orang tidak mampu itu bukan orang yang bisa bekerja, tetapi lansia dan disabilitas betul-betul tidak mampu. Itu yang kita perhatikan pertama, makanya mengadakan home care,” katanya.

Program home care dilaksanakan secara terintegrasi melalui Dinas Sosial, Dinas Perkim, Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan.

“Misalnya, ada disabilitas tidak mampu mendapatkan home care, kemudian kami lebarkan lagi, kalau ada disabilitas atau lansia tidak mampu, kemudian rumahnya tidak layak, kita tangani dengan bedah rumah. Kalau tidak punya rumah, tidak ada keluarganya yang membantu, maka kita bantu dengan insentif sewa rumah. Kemudian seandainya mereka bisa memasak, kita bantu sembako setiap bulan. Bahkan apabila mereka tidak bisa memasak, Pemerintah mengasih makan dua kali sehari, dan petugas yang mengantarkan makanan ke rumah mereka. Dan itu sudah jalan sejak tahun 2022,” jelas dia.

Kemudian semisal disabilitas atau lansia punya anak yang tidak mampu sekolah, pemerintah memberikan bantuan dengan memasukkan anaknya masuk Pondok Pesantren atau boarding school, dan biayanya ditanggung pemerintah.

“Jadi pendidikan tetap berjalan, pengawasan ada, masa depan mereka cerah,” imbuhnya. (kbn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh