Bupati Kotabaru Ungkap Kendala Petambak

Bupati Kotabaru, Sayed Jafar mengungkapkan, beberapa kendala yang dihadapi petambak. Potensi luas tambak sebesar kurang lebih 6 ribu hektar, untuk tingkat produktivitas terhitung masih rendah. Sebab, hanya menghasilkan 50 sampai 60 kilogram udang per hektar tambak.

KOTABARU, koranbanjar.net – Ini disebabkan karena masih menggunakan metode budidaya tradisional atau belum ada teknologi tepat guna.

Selain itu, ketersediaan benih unggul yang masih sulit dan mengandalkan benih dari pulau Jawa. Serta, harga pakan untuk kegiatan budidaya yang masih lumayan tinggi.

Maka dari itu, diadakannya percontohan budidaya undang. Berharap, pelaku usaha atau petambak lainnya bisa mencontoh dan menerapkan kegiatan budidaya ini, sehingga produksi udang bisa meningkat.

Hal itu disampaikan, saat menghadiri panen percontohan budidaya udang yang berada di Jalan Berangas Km.12, Desa Gedambaan, Kotabaru, Kalsel.

Kata dia, pengelolaan tambak undang merupakan aset untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan petambak.

“Dari yang awalnya 50 sampai 60 kilogram per hektar, bisa meningkat menjadi 1.800 sampai 2.000 kilogram per hektar,” tuturnya.

Ia menginstruksikan, Dinas Perikanan agar memfasilitasi para petambak yang untuk dapat mengakses permodalan. Baik itu bantuan yang bersumber dari dana APBD dan APBN, serta pihak bersumber lain seperti perbankan dan CSR perusahaan atau lembaga lainnya.

“Pemkab Kotabaru terus mendukung kegiatan budidaya udang para petambak, karena memiliki prospek yang bagus. Sehingga, akan berdampak positif dalam rangka pertumbuhan dan pemerataan pembangunan, serta percepatan ekonomi demi kesejahteraan masyarakat,” ucapnya.

Sementara itu, Plt Dinas Perikanan Kotabaru, Akh Asbili menjelaskan, udang yang dipanen oleh Kelompok Mutiara Biru ini merupakan jenis udang paname.

Sedangkan untuk pakan yang digunakan, dari limbah kepala udang yang sudah tidak terpakai lagi.

“Semoga dengan percontohan budidaya udang ini, petambak di Kotabaru dapat menggeliat kembali dan produksi untuk ekspor dapat meningkat,” pungkasnya.(cah/ykw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *