Banjar  

Bupati Banjar Membuka Resmi Pelatihan Petani Milenial

Bupati Banjar H Saidi Mansyur secara resmi membuka pelatihan petani milenial, yang merupakan program Youth Entrepreanurship and Employment Support Services (YESS) dari Kementerian Pertanian, Selasa (31/82021) di aula Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Cindai Alus Martapura.

BANJAR,koranbanjar.net – Program YESS dari Kementerian Pertanian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Banjar sejak sepekan terakhir, terkhusus bagi para petani milenial yang bukan saja didukung dengan pelatihan tapi juga permodalan.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi kaum muda dalam bidang pertanian, karena sangat menjanjikan untuk ke depannya guna meningkatkan kesejahteraan.

Hal tersebut diungkapkan Bupati Banjar Saidi Mansyur saat membuka secara resmi sekaligus monitoring Pelatihan Peningkatan Kapasitas Petani Milenial program YESS.

Dikatakannya, kaum milenial harus optimis karena sebagaian besar geografis Kabupaten Banjar sangat cocok untuk pertanian.

Hal ini juga selaras dengan salah satu dari misinya, yakni penyediaan 15 ribu lapangan pekerjaan.

Sementara untuk permodalan, sebagian akan dikombinakasikan dengan visinya yakni pinjaman dengan bunga nol persen.

“Sebagian akan dimasukan pada program tersebut, sehingga program YESS dengan program kami selaras dan lebih bagus, sehingga pertanian di Kabupaten Banjar akan semakin maju,” harapnya.

Untuk peserta pelatihan Saidi Mansyur berharap bisa mengikuti kegiatan dengan baik dan bisa menimba ilmu yang diberikan oleh para narasumber.

Bupati Banjar H Saidi Mansyur di BPP Cindai Alus Martapura, Selasa (31/8/2021). (Sumber Foto: Kominfo Banjar)

“ Semoga yang ikut pelatihan bisa sukses semua menjadi petani milenial seperti yang kita harapkan, bisa berkolaborasi pemerintah daerah dengan segala fasilitasinya, peralatan pertanian sudah tersedia,” pungkasnya.

Sementara Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banjar HM Riza Dauly mengatakan, untuk program YESS di Kabupaten Banjar pihaknya menargetkan sebanyak 7 ribu petani milenial.

“Program ini sangat diminati oleh kaum muda, namun setelah dilakukan seleksi terhadap peminat, hanya sekitar 2.600 petani milenial yang memenuhi persyaratan, meski begitu kita akan buka lagi seleksi tahap kedua nanti,” ungkapnya.

Ditambahkannya, program ini sendiri salah satu tujuan dari kementerian mengganti petani tua menjadi petani muda, karena data dari kementerian menyebutkan persentasi petani tua mencapai 84 persen.

“ seperti yang diungkapkan pak Bupati tadi, pekerjaan sebagai petani adalah pekerjaan rahmatan lilalamin atau pekerjaan mulia, bukan pekerjaan tradisional,” katanya.

Sehingga mindset dari pemuda-pemuda ini perlu rangsangan untuk bekerja di sektor pertanian, apakah di sektor hulunya, midelnya ataupun sektor hilirnya, dan ini selaras dengan visi misinya Kabupaten Banjar yang Maju Mandiri dan Agamis.

Di sisi lain, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menerangkan, hingga tahun 2024 pihaknya bertekad mencetak 2,5 juta petani milenial.

Ada dua strategi yang dibocorkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk menghasilkan ratusan juta petani muda ke depan dalam menghadapi perkembangan dunia pertanian yang semakin maju.

“Bagaimana strategi kami membuat 2,5 juta petani muda? [Pertama] 2,5 juta itu kita berharap terdidik, setiap tahun kami juga memagangkan kurang lebih 1.000 orang ke beberapa negara,” kata Mentan SYL.

Strategi kedua, lanjut Mentan SYL, Kementerian Pertanian (Kementan) merangkul universitas-universitas di seluruh tanah air yang memiliki fakultas peternakan dan pertanian.

Sarjana pertanian dan peternakan dari universitas-universitas tersebut nanti akan ditempatkan ke bidang pertanian dan peternakan strategis oleh Kementan.

Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) terus mendorong generasi muda milenial agar mau berkecimpung di sektor pertanian.

Pasalnya, dominannya sektor pertanian pada struktur tenaga kerja saat ini tidak diimbangi dengan kualitas SDM di dalamnya.

Saat ini sektor pertanian masih didominasi golongan tua dengan tingkat pendidikan yang rendah. Lebih dari 65% kepala keluarga rumah tangga usaha pertanian (KK RTUP) berusia lebih dari 45 tahun.

“Padahal saat ini kita sudah memasuki fase bonus demografi,” ujar Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi dalam siaran pers. (dya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *