Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Kriminal & Peristiwa

Bupati Banjar: Desa Pasayangan dan Pekauman Sangat Berpotensi Dijadikan Area Tanam Padi

387
×

Bupati Banjar: Desa Pasayangan dan Pekauman Sangat Berpotensi Dijadikan Area Tanam Padi

Sebarkan artikel ini

MARTAPURA, KORANBANJAR.NET – Bupati Banjar KH Khalilurrahman sangat mengapresiasi program Optimasi Lahan Rawa Lebak yang segera dilaksanakan, khususnya di wilayah Kecamatan Martapura, yakni Desa Pasayangan dan Desa Pekauman yang termasuk wilayah potensial dijadikan lahan pertanian.

“Dulunya lahan di sana (Desa Pasayangan dan Desa Pekauman) sangat berpotensi untuk dijadikan area tanam padi,” ujar Bupati Banjar kepada koranbanjar.net usai Sosialisasi Optimasi Rawa Lebak, Rabu (11/4).

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Sayangnya, seiring berjalannya waktu perairan di dua desa itu tidak bisa dikendalikan lagi karena tidak adanya jalur air untuk keluar, selain itu ditambah maraknya tambak (penangkaran ikan) di wiliayah Desa Sungai Sipai dan Desa Tungkaran. Hal itu turut menambah debit air di area lahan rawa lebak.

Terlebih ketika waktu panen ikan, pihak pengelola tambak yang berada di wilayah Desa Sungai Sipai dan Desa Tungkaran pasti membuka jalur air untuk mengatur pengairan ikan ke lahan rawa lebak.

“Dengan adanya optimasi rawa lebak yang dibuat sedemikian rupa itu, dibuatlah tanggul-tanggul setiap 100 hektar. Insya Allah bisa dimanfaatkan lagi,” tutur Bupati Banjar.

Terkait dengan adanya tambak yang dianggap sebagai salah satu faktor penyebab pengairan tidak bisa dikendalikan, Kepala Dinas Tanam Pangan dan Hortikultura (DTPH) Kabupaten Banjar, Muhammad Fachry mengatakan, kawasan tersebut merupakan kawasan Minapolitan yang bisa jadi akan dialihkan setelah adanya perubahan RT dan RW.

“Seperti yang dibilang Kepala Dinas PUPR Kabupaten Banjar, M Hilman, di situ kan ada kawasan Minapolitan. Jadi dari luasan polder Desa Pasayangan tersebut luasnya mencapai 527 hektar. Saat ini untuk sawahnya sekitar 400 hektar, karena disitu 127 hektarnya akan dikeluarkan untuk pemukiman, dan disitu juga termasuk kawasan Minapolitan,” terangnya.

Fachry juga mengatakan, dengan adanya pola yang diterapkan seperti yang telah dilihat di Sulawesi. Ia mengatakan kondisi lahan di sana banyak memiliki persamaan dengan wilayah Kabupaten Banjar dari segi vegetasi, maupun polanya.

“Tentu optimasi seperti ini setelah melalui 6 tahapan kegitan, yakni dengan dibuatkan tanggul disekitar sawah, saluran air, petakan sawah dan jalan tani sebagai akses untuk mengangkut hasil tani, serta ada mesin pompa air untuk mengontrol perairan sawah. Hal tersebut diperkirakan pasti berhasil,” paparnya.

Meski demikian, rencana tersebut masih terkendala dana dari pusat yang dikurangi. “Dana dari pusat memang dikurangi, tapi diharapkan dari APBD 1 dan APBD 2 serta Bupati meyatakan kesiapannya mendukung program tersebut, ditambah Staf Bappeda akan berusaha mengkoordinasikan dengan Kepala Bappeda,” harapnya.

Program optimasi rawa lebak tersebut termasuk program baru. Seluas 500 hektar lahan ditangani dengan dana dari pusat untuk program tersebut berjumlah 13 juta per hektar. “Tiba-tiba dipangkas menjadi 4 juta per hektar. Tentunya itu menjadi kedala utama jalannya program tersebut. (zdn/dra)