BBPP Binuang Kementan Gandeng Yayasan Field Indonesia Laksanakan Pelatihan Pemandu Sekolah Lapangan Kader Udara Bersih Indonesia

Pelatihan Pemandu Sekolah Lapangan Kader Udara Bersih Indonesia.(foto : istimewa)

Pertanian cerdas lingkungan atau Climate Smart Agricultural (CSA) adalah salah satu upaya yang tengah dilakukan di Kementan, untuk menggenjot hasil pertanian melalui pertanian ramah lingkungan.

TAPIN, koranbanjar.net – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (YSL) mengutarakan, untuk mencapai tujuan pembangunan pertanian dengan upaya peningkatan produktivitas, peningkatan kualitas, meningkatkan intensitas pertanaman, serta budidaya dengan metode ramah lingkungan.

Perubahan iklim dan cuaca ekstrim akan menyebakan dampak bencana yang sangat merugikan usaha pertanian, dan tidak bisa diprediksi dan tidak berkelanjutan jelas YSL

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi pada beberapa kesempatan sering menyampaikan, akibat dari perubahan iklim ekstrim, sering terjadi serangan hama penyakit dimana-mana

Dampak ini dapat menyebabkan sistem sentra produksi pertanian di Indonesia dapat terganggu. Gunakan teknologi dan penerapan sistem usaha tani yang dapat mewujudkan perilaku menjaga udara selalu bersih dapat menyelamatkan produksi pertanian kita tegas Dedi.

BBPP Binuang selaku UPT BPPSDMP Kementan, mengandeng Yayasan Field dengan maksud menjawab persoalan yang ada dengan mempromosikan dan memberikan pelatihan praktek pertanian yang dapat mewujudkan Udara Bersih melalui penerapan teknologi Mulsa Tanpa Olah Tanah, Bedengan Kayu, dan Pembuatan Kompos Serasah dengan Ayam.

Yayasan FIELD merupakan lembaga yang memotori kegiatan Program Udara Bersih Indonesia untuk dikembangkan dalam upaya untuk mengurangi resiko perubahan iklim.

menyelenggarakan Pelatihan Pemandu Sekolah Lapangan Kader Udara Bersih Indonesia di BBPP Binuang. pada tanggal 3-12 Agustus 2022, diikuti oleh 95 orang petani dan Masyarakat Peduli Api (MPA) dari 3 kabupaten: Banjar, Banjar Baru dan Barito Kuala. Pelatihan di bagi 3 bet masing-masing 4 hari.

Dalam sambutan pembukaan, Kepala BBPP Binuang, Ibu Dr, Ir. Yulia Asni Kurniawati, M.Si. menyampaikan bahwa saat ini telah terjadi perubahan iklim yang bisa mengakibatkan krisis pangan, seperti gagal panen.

Sehingga pangan menjadi mahal, harga komoditas pangan seperti cabe, tepung, sayuran sudah mulai naik, sehingga kondisi ini memberatkan masyarakat jelas Yulia.

“Oleh karena itu kita harus mengembangkan pertanian yang ramah lingkungan. Dengan Pelatihan Pemandu Sekolah Lapangan Kader Udara Bersih Indonesia ini, kita bisa memanfaatkan bahan-bahan organik disekitar kita untuk digunakan sebagai mulsa sehingga tanah menjadi subur,” timpal Yulia.

Ditambahkannya pula, pelatihan ini dapat dilakukan secara berjenjang.

“Saya sangat antusias dengan konsep ini, kalau bisa diperbanyak. Semoga pelatihan ini membawa keuntungan bagi kita semua dan membawa lingkungan bersih,” harap Yulia.

Direktur Eksekutif Yayasan FIELD, Heru Setyoko mengungkapkan, banyak masalah yang dihadapi masyarakat, seperti adanya kebakaran, yang menyebabkan masalah ispa, polusi, kerusakan ekosistem, sawah tidak panen, pendapatan hilang, sekolah ditutup, keluarga pindah ke lokasi lain, bisnis ditutup, sehingga harus dicarikan solusinya.

Sebanyak 95% masyarakat menginginkan pembakaran berkurang, bagaimana mengurang pembakaran dan menciptakan udara bersih.

Petani saat ini juga menghadapi dampak perubahan iklim seperti kekeringan, banjir, dan masyarakat mengalami kerugian hasil/panen akibat kekeringan dan banjir tersebut jelas Heru.

(ags/bdn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *