Religi  

BBM Naik, Pemprov Kalsel: Ini Bukan Domain Kita

BANJARBARU, KORANBANJAR.NET – Kepala Biro Sarana Prasarana Perekonomian Daerah Prov  Kalsel, Drs Zulkifli menyarankan kepada Forum BEM Kalsel agar memanfaatkan jaringan BEM untuk menjadikan isu kenaikan BBM non subsidi ini menjadi isu nasional.

Hal itu Zulkifli katakan saat dialog Forum BEM Kalsel – Pertamina di Ruang Ir Pangeran Noor, Kantor Setda Prov Kalsel, Banjarbaru, Rabu (18/7),  dihadiri beberapa pihak seperti Polda Kalsel, Hiswanamigas, Dinas Perdagangan, Dinas ESDM Kalsel.

Dialog antara Forum BEM Kalsel – Pertamina yang difasilitasi Pemprov Kalsel ini merupakan tindak lanjut dari aksi demo yang dilakukan Forum BEM Kalsel terkait kenaikan harga BBM non subsidi di Gedung DPRD Kalsel pada tanggal 12 Juli 2018 lalu.

“Dengan menjadikan isu nasional maka akan lebih diperhatikan Pemerintah Pusat, karena ini bukan domainnya kita,” ujar Zulkifli.

Dikatakan Zulkifli,  Pertamina tidak bisa menghalangi para pengecer atau pelangsir BBM karena Indonesia terdiri dari ribuan pulau yang tidak dapat dijangkau secara langsung.

Menurutnya, Pertamina sejauh ini telah berusaha semaksimal mungkin untuk mengawasi SPBU yang melakukan pelanggaran. Hal itu dibuktikan dengan adanya beberapa SPBU di Kalsel yang diberi sanksi. “Saya pikir 95 persen Pertamina telah mengawasi dengan sangat baik,” ucapnya.

Kenaikan harga BBM nonsubsidi oleh Pertamina dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Bagi Pertamina, tidak ada yang salah apabila sosialisasi jelang kenaikan harga kepada masyarakat.

“Dengan begitu, tidak ada kesalahpahaman timbul. Sementara bagi masyarakat selaku konsumen, kenaikan harga jika didasarkan dengan alasan rasional, tentu dapat diterima,” katanya.

Asisten Senior Sales Executive BBM Retail PT Pertamina Region VI Banjarmasin, Chairullah mengatakan, harga minyak dunia yang terus naik hingga menyentuh  75 dolar per barel yang meninmbulkan naiknya harga BBM.

“Pendistribusian BBM jenis Premium di Kalsel sejak April 2018 hingga sekarang mengalami kenaikan rat – rata 10 persen. Sementara untuk besarnya kebutuhan BBM jenis Premium tidak ada batasan karena disesuaikan dengan permintaan SPBU, yang artinya tidak dikendalikan oleh PT. Pertamina,” jelasnnya.

Sementara itu, Koordinator Wilayah BEM Kalimantan Selatan Melky Andreas Langwo mengatakan, harga naik akan berimbas pada langkanya BBM jenis Premium.

“Karena BBM non subsidi harganya naik, maka masyarakat yang sering menggunakan Pertamax akan bermigrasi ke Premium, ini tentunya akan membuat Premium akan semakin sulit didapat,” ucapnya.

Seperti diketahui, sejak hari ini, 1 Juli 2018, PT Pertamina (Persero) menaikkan harga harga bahan bakar minyak non subsidi.

Revisi harga BBM non subsidi mengalami kenaikan per liternya, BBM nonsubsidi yang dimaksud adalah Pertamax naik Rp. 800, dan Dexlite naik Rp. 1000 Perliter.

Sedangkan untuk jenis BBM Pertalite, Premium, dan Solar tidak mengalami perubahan, tetap dengan harga yang sama. (hmsprov)