Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar

Banyak Temuan, Komisi IV Minta DKK Turun Lapangan

Avatar
389
×

Banyak Temuan, Komisi IV Minta DKK Turun Lapangan

Sebarkan artikel ini

BALIKPAPAN, KORANBANJAR.NET – Komisi IV DPRD Balikpapan menemukan beberapa persoalan yang dihadapi pasien dalam pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas. Seperti pelayanan kesehatan yang lama, hingga sering pemadaman listrik yang dialami puskesmas di Batu Ampar.

Dalam bulan April ini beberapa puskesmas telah disidak, Komisi IV DPRD Balikpapan kembali melanjutkan inspeksi dengan mendatangi puskesmas lain. Temuan di Puskesmas ini dituding karena kurang perhatian Dinas Kesehatan Kota.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Ketua Komisi IV Mieke Henny mengatakan inspeksi Selasa ini dilaksanakan di Pukesmas Damai, Puskesmas Graha Indah, Puskesmas Batu Ampar, Puskesmas Pembantu Kilometer 5, dan Puskesmas Marga Sari.

“Seperti di Puskesmas Damai, untuk melayani satu pasien saja bisa memakan waktu satu sampai dua jam.Tapi ada juga yang cepat bisa 20 menit kayak di Puslesmas Batu Ampar,” katanya.

Selain itu ditemukan juga puskesmas yang lokasi ruang tunggu pendaftar kurang baik.

“Kami juga menemukan ada puskesmas yang bahkan baru saat kami datang mereka menyalakan kipas angin. Kan kasihan pasien, mengeluh panas,” ujarnya.

Untuk puskesmas Batu Ampar, setiap hari harus mengalami padam akibat daya tidak kuat. “Dari inspeksi kami temui bahwa tingkat pelayanan itu variatif tergantung puskesmasnya. Tapi memang masih banyak ditemukan kekurangan terutama tenaga medis atau SDM, alat, dan tempatknya. Dari DKK katanya mengajukan 250 tenaga medis untuk ditambahkan di 27 puskesmas,” bebernya.

Temuan lainnya dari 20 puskesmas reguler atau pelayanan dan 7 puskesmas perawatan, setengahnya tidak mempunyai alat lab sendiri.  Sebagian puskesmas juga bangunan fisiknya tidak memadai. Seperti Puskesmas Rapak dan Puskrsmas Margomulyo yang pondasinya sudah bergeser.

Selain itu seperti diketahui sebelumnya Puskesmas Karang Jati dan Puskesmas Gunung Sari Ulu lokasinya terlalu jauh dan tinggi. “Dari inspeksi ini kami lihat prioritas lebih ke relokasi Puskesmas Karang Jati yang sudah tidak layak. Selain naik gunungm bangunan juga sudah tidak pantas disebut puskesmas. Dindingnya juga kayu, banyak dimakan rayap. Gunung Sari Ulu juga ruang bidan di atas, orang hamil harus ke atas. Ruang dokter hanya disekat, tidak layak,” katanya.

Mieke menyatakan, permaslahan sarana-prasarana dan pelayanan yang kurang ini disebabkan oleh kurangnya perhatian DKK. “Setelah saya datang, saya tanya kapan Kepala DKK terakhir datang ke puskesmas. Kalau Batu Ampar ini sekitar Mei 2017 lalu, kalau yang lain bahkan ada yang tiga tahun lalu. Saya saja sudah datangi 27 puskesmas,” ucapnya.

Komisi IV meminta DKK terjun langsung mendatangi tiap puskesmas agar bisa menyatukan program dengan Komisi IV. “Apa temuannya, DKK harusnya terjun juga satukan dnegan temuan kami. Apa terobosan DKK, kalau bginis eperti DKK dengan puskesmas tidak terkoneksi dengam baik. Jadi puksesmas akhirnya hidup dengan cara masing-masing,” desaknya.(sya/sir/kie)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh