Banjarbaru Persiapan Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka

Wali Kota Banjarbaru Aditya sampaikan pengumuman pelaksanaan PTM, Jumat (17/9/2021). (Foto: ari/koranbanjar.net)

Kasus Covid 19 di Kota Banjarbaru cukup jauh melandai. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga diperkirakan turun ke Level 3. Berikutnya, Kota Banjarbaru persiapan pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

BANJARBARU,koranbanjar.net – Rencananya, PTM di Kota Banjarbaru akan dilaksanakan pada awal Oktober 2021 nanti.

Walikota Banjarbaru Aditya Mufti Ariffin mengungkapkan, putusan ini sudah diputuskan bersama seusai rapat dengan dinas terkait serta Forkopimda Kota Banjarbaru membahas persiapan PTM, Jumat (17/9/2021).

“Perkembangan Covid 19 lumayan melandai, dan kemungkinan Level PPKM akan turun. Jadi rencana PTM akan dilaksanakan, tapi dengan beberapa catatan,” ungkapnya.

Nantinya, apabila PTM dimulai akan dilakukan dulu ke sekolah percontohan.

“Ada sekolah piloting yang melaksanakan PTM, dan sudah siap. Seperti dijelakan Kadisdik,” ujarnya.

Diterangkan Aditya, sekolah yang dijadikan percontohan mampu dalam menerapkan protokol kesehatan,  persiapan sarana dan prasarana untuk menunjang prokes.

Seperti adanya alat pengukur suhu tubuh, tempat cuci tangan, dan alat untuk sterilisasi ruangan.

“Selain itu, peran orang tua peserta didik harus dilibatkan lagi. Tentang pembelajaran, perizinan, dan pengawasan terhadap anak,” katanya.

Pesan Wali Kota Banjarabru kepada Dinas Pendidikan, menekankan agar pembelajaran tidak difokuskan di dalam ruangan saja, tapi juga bisa dilaksanakan di luar ruangan.

“Sirkulasi udara diperlukan saat situasi pandemi ini. Terbaik, udara berada di luar ruangan,” ucapnya.

PTM Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pihaknya meminta kepada sekolah untuk menyiapkan ruang tunggu khusus. Agar menghindari kerumunan orang tua maupun keluarga yang mengantar.

Pemko juga nantinya akan memberikan reward kepada sekolah yang bisa menerapkan prokes, serta memastikam sarana dan prasarana baik.

“Sebaliknya, jika ada sekolah yang prokesnya kendur, dan sarana prasarana tidak berfungsi maka ada phunisment. Jadi diharapkan, peran dari kepala sekolah, guru, pengurus sekolah lainnya untuk lebih fokus lagi dalam penanganan peserta didik termasuk dalam pelaksanaan 5 M,” tutupnya. (maf/dya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *