Bahasa Inggris Dan Sejarah Jadi Momok Di Seleksi Utuh Aluh HSS 2019

KANDANGAN, koranbanjar.net – Peserta seleksi Utuh dan Aluh HSS 2019 kesulitan menghadapi tes bahasa Inggris. Selain itu pengetahuan sejarah dan kebudayaan dinilai sangat lemah. Padahal merupakan salah satu tuntutan utama menjadi duta budaya dan pariwisata.

Kabid kebudayaan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) Sri Wiyono mengatakan, menjadi duta budaya juga pariwisata, mau tidak mau dalam pergaulannya kadang akan menggunakan bahasa Internasional yaitu bahasa Inggris.

“Di samping itu, mereka baru tahap seleksi awal dianggap sebagai momok, padahal generasi sekarang rata-rata lulus SMA sudah lancar tidak seperti kita dahulu,” ucapnya kepada koranbanjar.net usai pelaksanaan tes hari kedua, Selasa, (9/7/2019).

Ia menambahkan tidak hanya bahasa Inggris saja, dalam tes wawancara sejarah juga sangat lemah. “Mereka kalau diberi pertanyaan masalah sejarah harus dipancing dahulu, bahkan banyak yang tidak tahu,” ungkapnya.

Tetapi untuk seleksi tahun ini ia mengatakan masih ada yang memiliki kualitas, dan diharapkan mampu bersaing jika dikirim ke ajang Nanang dan Galuh Provinsi Kalsel nanti. Hal itu berkaitan dengan kuantitas peserta yang banyak sehingga memiliki banyak pilihan.

“Harapan mudah-mudahan setelah dipilih enam pasang masuk grand final, juara yang terpilih satu pasang kita mengirim ke provinsi kalau bisa dapat prestasi minimal masuk tahapan yang menggembirakan,” tuturnya saat disinggung tentang apa harapan dari seorang Utuh Aluh HSS.

Pantauan koranbanjar.net waktu peserta saling mengobrol, yang paling banyak dibicarakan adalah tes bahasa Inggris, bahkan ada yang mengaku tidak mampu menjawab pertanyaan penguji.

Salah seorang peserta Riza mengatakan dari segi tes yang dilakukan memang agak sedikit merepotkan jika tidak ada persiapan. Tetapi ia mengaku tingkat kesulitan tidak jauh berbeda dari beberapa tahun sebelumnya.

“Kita lihat saja nanti, semoga hasilnya nanti memuaskan,” ujar pemuda yang sebelumnya pernah mengikuti seleksi saat ajang Utuh Aluh masih bernama Nanang Galuh HSS.

Peserta lain asal Kecamatan Daha Utara, Baseran mengatakan persaingan dalam pemilihan Utuh dan Aluh 2019 sangat ketat, banyak yang kelihatan memiliki kemampuan dan bakat masing-masing.

Hari terakhir pelaksanaan seleksi Rabu (10/9/2019) akan dilakukan pertunjukan bakat masing-masing, ada yang akan menampilkan bakat seni, budaya dan lainnya. Hari itu juga akan diumumkan 6 pasang Utuh dan Aluh yang akan masuk grand final. (yat/dra)