TAPIN UTARA, KORANBANJAR.NET – Puluhan ribu masyarakat dari berbagai daerah, memadati Masjid Keramat Al Mukarramah di Desa Banua Halat, Kecamatan Tapin Utara, Kabupaten Tapin, dalam rangka memperingati hari Maulid Nabi Muhammad SAW 1440 Hijriah, Selasa (20/11).
Uniknya, pada peringatan maulid di masjid Kecamatan Tapin Utara tersebut, dilakukan pengayunan anak secara masal dengan menggunakan ayunan dari tapih bahalai –sarung perempuan khas Kalsel– yang diikatkan pada sebuah tali. Hal unik lainnya, di tiap lembar ayunan serta di sekitar tali ayunan yang jumlahnya mencapai ribuan itu, digantungkan bermacam bentuk anyaman dari daun kelapa hingga sejumlah buah pisang.
Tentu, tradisi turun temurun baayun maulid dari masyarakat Kalsel yang dilakukan setiap tahun pada hari Maulid Nabi Muhammad SAW ini, menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat yang berada di dalam daerah maupun dari luar wilayah Kabupaten Tapin. Bahkan, prosesi baayun maulid di Masjid Keramat Al Mukarramah ini, juga banyak didatangi para pengunjung dari daerah Provinsi Kalteng hingga Kaltim.
Lebih mencengangkan lagi, selain mengayun para balita, ternyata tak sedikit orang dewasa hingga para lansia juga ikut berayun di ayunan tapih bahalai itu.
Meski tergolong sudah dewasa maupun telah berusia lansia, mereka tetap ikut mengayunkan diri masing-masing pada ayunan yang disediakan di acara baayun maulid tersebut. Tentu bukan tanpa alasan, hal itu mereka lakukan demi menyelesaikan sebuah nazar tertentu yang telah mereka niati masing-masing sebelumnya. Terlebih bagi mereka yang sangat mempercayai tradisi baayun maulid ini.
Alhasil, lima ribu lembar ayunan yang digantungkan oleh panitia pelaksana acara, habis dipenuhi para peserta yang keseluruhannya berjumlah tak kurang dari sepuluh ribu orang.
Menurut salah satu Panitia Pelaksana Baayun Maulid, Fadlan, jumlah peserta yang diayun dalam baayun maulid ini berjumlah sebanyak lima ribu orang, baik dewasa maupun anak-anak.
“Dari lima ribu ayunan yang disediakan, semuanya terisi. Kalau dikalkulasikan dengan jumlah pendamping masing-masing yang menyertai peserta, maka berarti keseluruhannya berjumlah lebih dari sepuluh ribu orang. Belum lagi para panitia, relawan, serta para pedagang,” jelasnya.
Fadlan mengatakan, melihat antusiasme masyarakat yang jumlahnya setiap tahun terus meningkat, maka sudah sepatutnya jika tradisi baayun maulid ini dijadikan sebuah potensi budaya yang luar biasa untuk lebih dikembangkan dan dipromosikan, sehingga nantinya dapat mendongkrak sektor pariwisata dan perekonomian masyarakat.
Sementara menurut Kepala Seksi (Kasi) Promosi Nusantara dan Mancanegara, Gusti M Yosalvina Yovani, menyatakan, tradisi baayun maulid di Desa Banua Halat sudah dimasukkan dalam kalender pariwisata Kalsel tahun 2018 atau Tourism Calendar Event South Borneo 2018.
“Alhamdulillah, salah satu agenda pariwisata Kalsel di tahun 2018 yaitu prosesi baayun maulid di Desa Banua Halat, Tapin, terselenggara dengan baik dan banyak menarik minat para wisatawan,” katanya.
Tradisi baayun maulid ini dipercaya oleh sebagian masyarakat Banjar di Kalsel dapat menjadikan putra atau putrinya yang diayun dalam prosesi baayun maulid senantiasa mendapatkan rahmat dan karunia dari Allah SWT. Selain itu, tradisi baayun maulid ini dilakukan untuk menanamkan serta menumbuhkan kecintaan seorang anak kepada Rasulullah SAW. (banjargorup/dny)