Rahmadianoor, ST ; Wabup Batola Terpilih
Menjadi seorang pengusaha kontraktor besar sakaligus politisi sukses di Kabupaten Barito Kuala (Batola) ternyata tidak serta merta diraih secara instan begitu saja oleh ayah beranak satu ini.
Proses demi proses pematangan diri serta penambahan kapasitas diri tidak bosan ia jalani satu per satu. Dari tekun menggiati ekskul pada masa sekolahnya, hingga menjadi salah satu anggota Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) di tempatnya kuliah, kini pria ini tengah menikmati manisnya berada di tingkat karir yang tinggi.
Terlahir sebagai anak Marabahan asli dengan nama lengkap Rahmadianoor, 22 Januari 1975, anak ketiga dari empat bersaudara ini memulai masa pendidikannya dari tahun 1981 di SDN Melayu 10 Banjarmasin setelah lulus dari sekolah TK Muhammadiyah.
Setelah lulus SD, ia melanjutkan pendidikan sekolahnya ke SMPN 6 Banjarmasin pada tahun 1987. Kemudian pada tahun 1990 ia bersekolah di salah satu sekolah bergengsi di Banjarmasin yaitu SMA 1 Banjarmasin.
Setelah semua tingkatan sekolah berhasil dilewati, ia kembali melanjutkan pendidikan pada perguruan tinggi di Fakultas Tehnik Jurusan Tehnik Sipil Universitas Lambung Mangkurat (ULM) pada tahun 1993. “Karena pada waktu itu ayah saya betugas di Banjarmasin, maka tidak berapa lama setelah saya lahir, kami tiggal di Banjarmasin. Jadi masa kecil saya serta sekolah, semua saya habiskan di Banjarmasin,” katanya.
Mengecap dunia mahasiswa selama lima setengah tahun, tidak membuat politisi Partai Golkar ini lupa akan kampung halamannya. Setelah ia berhasil menjadi Sarjana Tehnik pada tahun 1999, Rahmadi langsung pulang ke Marabahan dan memilih ingin lebih fokus dalam menjalani usahanya.
“Beruntung pada waktu itu saya mendapatkan kawan yang pas, sehingga kuliah saya tidak terlalu lama. Seandainya saya kurang selektif dalam memilih kawan, mungkin kuliah saya sampai 7 tahun,” ujarnya sambil tersenyum.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kabupaten Batola 2016 ini memaparkan, perusahaan swasta miliknya yang bergerak di bidang kontruksi bangunan itu tidak secara instan diperoleh. Ia memulai merintisnya dari bawah sejak ia masih kuliah. “Sebenarnya usaha saya itu tidak secara instan saya dapatkan. Pada waktu masih kuliah saya sudah mengerjakannya, namun di waktu itu tidak bisa secara penuh saya kerjakan karena masih berbenturan dengan waktu kuliah,” paparnya.
Semenjak ia memulai fokus dalam usahanya tersebut, sejak saat itulah anggota Mapala Fakults Tehnik (MFT) ULM ini mulai merintis karirnya. Di kancah politik, Rahmadi memulainya dari Wakil Bendahara DPD Partai Golkar Batola pada tahun 2003. Hingga pada tahun 2014, Rahmadi berhasil memenangkan pemilu legislatif Kabupaten Batola.
Bagaikan roda yang tak pernah berhenti berputar naik, karir pria yang sangat menyukai olahraga bulu tangkis ini terus berkembang sangat pesat. Pada pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Batola 2017, Rahmadi kemudian mencalonkan diri sebagai calon Wakil Bupati berpasangan dengan Noormiliyani sebagai calon Bupati Batola dari Partai Golkar. Hasilnya, Rahmadi menang dalam pilkada tersebut.
Di usianya yang menginjak angka 42 tahun, wakil Bupati Batola yang akan dilantik pada 4 November 2017 ini, menceritakan bahwa menjadi politisi hingga menjadi pejabat daerah tidak pernah dibayangkan dan dicita-citakannya sama sekali sebelumnya.
“Saya tidak pernah terpikir untuk berkecimpung dalam dunia politik, namun pada akhirnya saya menjalaninya. Mungkin ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan, atau juga dikarenakan saya suka berorganisasi sehingga masuk ke dalam lapisan-lapisan masyarakat bukan hal yang sulit lagi,” pungkasnya.
Menurut suami dari Kepala Bidang Tata Ruang dan Jasa Konstruksi Dinas Pembangunan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Batola Saraswati itu, dulunya ia hanya bercita-cita menjadi pengusaha kontraktor berskala nasional. “Saya sering memimpikan punya proyek bernilai puluhan miliyar rupiah seperti jembatan rumpiang. Bahkan saya sangat terobsesi dan mencita-citakan suatu saat nanti saya akan punya proyek sebesar itu,” tuturnya.
Anggota DPRD Komisi III bidang ekonomi dan pembangunan Kabupaten Batola ini mengakui, dalam setiap perjalanan memang memerlukan sebuah proses dan waktu. Ada banyak hal dan kejadian dalam hidup ini yang sebelumnya tidak pernah kita rencanakan namun pada akhirnya terjadi pada diri kita sendiri.
“Memang manusia hanya bisa berusaha dan berencana, tapi Tuhan lah yang menentukan akhirnya. Intinya jangan pernah berhenti untuk belajar. Karena setiap hal yang kita temui sekarang belum tentu akan terulang lagi di yang masa akan datang. Jadi kita harus tetap fokus dengan hal-hal yang kita hadapi sekarang untuk pengalaman yang akan datang,” ujarnya.
Dengan pengalamannya dalam kancah politik praktis di tingkat daerah selama 14 tahun, Rahmadi membeberkan salah satu rencananya untuk masa yang akan datang mengingat usianya yang masih potensial untuk mendapatkan jabatan yang lebih tinggi.
“Hmmm rencana akan selau ada. Tetapi saya ingin menunjukkan dulu kinerja saya dalam periode lima tahun ke depan ini. Artinya, bisa tidak saya menuntaskan visi dan misi kami yang sudah kita dicanangkan. Bisa tidak kita membawa perubahan yang lebih positif untuk pembangunan di Batola ini. Kalo semuanya bisa dan sudah kita laksanakan, kemudian kita lihat penilaian masyarakat kita nanti. Kalau memang masyarakat menghendaki kita maju lagi, kita akan maju menjadi Batola I,” ugkapnya.
Dalam pengalaman suksesnya meniti karir, Ketua Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Kabupaten Batola ini menyampaikan pesan untuk generasi muda yang tengah menjalani masa pendidikan.
“Bagi generasi muda khususnya yang tengah menjalani masa pendidikan, manfaatkan waktu belajar dengan sebaik-baiknya agar tidak kesulitan ketika nantinya ingin memasuki dunia kerja. Sudah ada banyak kasus yang dialami oleh beberapa orang-orang yang sulit memasuki dunia kerja disebabkan dia tidak memanfaatkan waktu belajarnya dengan baik ketika masih sekolah maupun sedang kuliah. Karena sekarang dunia kerja makin kompetitif dan hanya membutuhkan orang yang memang benar-benar mempunyai kemampuan serta keterampilan Untuk pergaulan, silahkan saja bergaul.
Tapi jangan sampai kita ada di dalam pergaulan yang nantinya mengarahkan kita ke hal-hal yang tidak baik. Fokus saja belajar dulu, itu yang pertama. Yang kedua, kemajuan tekhnologi sekarang ini berkembang dengan cepat. Semua hal pasti berkaitan dengan tekhnologi. Kalau kita gaptek (gagap tekhnologi), kita akan ketinggalan kereta.
Makanya generasi muda sekarang ini harus jangan sampai tertinggal dengan yang namanya tekhnologi. Yang terakhir adalah penguatan dalam hal agama. Karena keyakinan terhadap agama akan membentengi kita kepada hal yang pertama dan kedua tadi. Tahu tekhnologi tanpa didasari dengan pemahaman agama terlebih dahulu, maka agama kita yang nantinya akan tergerus akibat kemajuan tekhnologi.
Dalam hal agama untuk generasi muda, saya harap juga nanti ada peran pemerintah terhadap ini. Jadi kesimpulannya pesan saya untuk generasi muda, manfaatkan waktu belajar dengan baik, kuasai tekhnologi, dalami pengetahuan agama,” tutupnya. (dny)