Aspirasi Tak Direspon, Warga Bukit Mulia Kintap Blokade Jalan Tambang

Warga Desa Bukit Mulia memblokade jalan tambang. (dok)
Warga Desa Bukit Mulia memblokade jalan tambang. (dok)

Akibat aspirasi warga Desa Bukit Mulia Kecamatan Kintap Kabupaten Tanah Laut tak direspon, bahkan terkesan diabaikan, akhirnya warga melakukan aksi blokade jalan tambang.

BANJARMASIN, koranbanjar.net – Informasi diketahui berdasarkan sumber dari salah satu warga desa setempat, Pujiarto yang memberikan keterangan melalui via telepon, Kamis (25/11/2021) di Banjarmasin.

Menurut Pujiarto, saat ini ada tiga titik lokasi jalan tambang di kawasan Desa Bukit Mulia sedang diblokade warga. “Untuk saat ini warga masih bertahan memblokir 3 titik jalan tambang,” ujarnya.

Sebelumnya lanjut Puji, sudah ada rapat di balai desa antara warga dengan pihak perusahaan tambang. Namun sampai sekarang kata Puji belum ada realisasi.

“Jadi warga masih bertahan memblokir jalan ini,” ucapnya.

Adapun tuntutan warga terhadap perusahaan tambang ini antara lain, perusahaan emas hitam ini membuat jalan hauling sendiri, jangan melewati jalan perkampungan atau desa.

“Karena selama ini perusahaan-perusahaan tambang ini melewati jalan masyarakat, akibatnya warga sangat terganggu, licin, banjir dan sangat berbahaya jika terjadi kecelakaan atau insiden,” bebernya.

Kemudian tuntutan berikutnya, drainase pembuangan air kolam sudah tidak maksimal, tidak berfungsi dengan baik akibatnya terjadi pencemaran lingkungan di kawasan Desa Bukit Mulia.

“Lingkunganya sudah tercemar, selama ini buntu tidak ada pembuangan air,” sebut Puji.

Di samping itu dirinya juga membeberkan kiri kanan jalan warga sudah diapit perusahaan tambang. “Di tengah- tengah jalan sudah seperti kolam, kalau hujan warga sudah tidak bisa lewat,” ungkapnya.

“Belum lagi debu, selama ini tidak ada sama sekali kompensasi terhadap warga, ” imbuhnya.

Lahan tambang menjadi lubang besar membentuk danau. (foto: istimewa)
Lahan tambang menjadi lubang besar membentuk danau. (foto: istimewa)

Derita yang dialami warga Desa Bukit Mulia ini kata Puji sudah sejak lama atau puluhan tahun silam, namun puncaknya dan terkuak ke permukaan mulai tahun 2017.

Diceritakan, warga sudah beberapa kali menuntut melalui penyampaian aspirasi ke perusahaan – perusahaan tambang ini namun kata Puji tidak pernah ditanggapi.

“Bahkan ada rumah warga di bibir tambang itu sudah mau longsor, rumahnya bagus sungguh sangat mengenaskan,” bebernya lagi.

Dirinya berharap agar segera ada solusi mengenai permasalahan menahun dan sangat miris ini.

“Kami sangat berharap agar tuntutan kami diperhatikan dan secepatnya direalisasikan,” harapnya.

Aksi blokade ini bukan tanpa alasan, ini adalah bagian dari puncak kemarahan warga yang menyaksikan desa mereka penuh dengan galian bekas tambang, menyisakan kolam-kolam besar yang sempat meluap akibat hujan deras beberapa waktu lalu.(yon/sir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *