Aneh, Proyek Perbaikan Jalan Liang Anggang-Bati-Bati Malah Membuat Jalan Hancur

Proyek rehabilitasi jalan Liang Anggang - Bati-bati. (sumber foto: Tribunnews.com)
Proyek rehabilitasi jalan Liang Anggang - Bati-bati. (sumber foto: Tribunnews.com)

Mungkin proyek perbaikan jalan ini menjadi proyek yang aneh pernah ditemui. Biasanya perbaikan jalan mengubah jalan rusak menjadi mulus. Ini malah sebaliknya. Jalan yang tadinya baik-baik saja, setelah dikerjakan dalam bentuk perbaikan, malah jalan menjadi hancur.

KALSEL, koranbanjar.net – Proyek rehabilitasi jalan Liang Anggang, Kota Banjarbaru hingga simpang tiga Bati-bati, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan senilai Rp74 miliar, bukannya mempermudah jalur transportasi bagi pengguna jalan. Sebaliknya, pengerjaan proyek rehab jalan tersebut justru mempersulit pengguna jalan.

Penelusuran koranbanjar.net di lokasi proyek rehabilitasi Jalan Liang Anggang hingga simpang tiga Bati-bati, belum lama tadi, sekarang hampir sepanjang jalan yang dikerjakan hancur. Seluruh ruas jalan menjadi kubangan lumpur dan becek. Kendaraan roda empat yang rendah dipastikan tidak bisa melewati jalan tersebut, kalau pun dipaksakan maka berpotensi terhenti di tengah kubangan lumpur.

Ironisnya, di pintu masuk menuju lokasi perbaikan tidak ada pengumuman yang memberitahukan bahwa kerusakan jalan teramat parah. Pengumuman hanya berisi pemberitahuan, berupa permohonan maaf jalan sedang terganggu.

Selain sepanjang jalan menjadi hancur, pembangunan siring jalan (bahu jalan) diduga tidak memiliki kualitas yang bagus. Pasalnya, ditemukan sejumlah bangunan siring yang retak hingga terbelah. Padahal, pembuatan siring itu sepertinya baru saja diselesaikan.

Kondisi jalan dari Liang Anggang hingga simpang tiga Bati-bati kini dipastikan hanya bisa dilintasi mobil angkutan berat atau mobil medan berat, seperti truk atau mobil yang tinggi. Selebihnya sulit untuk melintas, kecuali ‘merangkak’ dengan resiko terhenti di tengah jalan.

Seorang pengemudi mobil yang terjebak di lokasi jalan itu, Muhdi mengungkapkan, ketika memasuki lokasi pengerjaan itu, dia tidak menyangka akan melintasi jalan yang mengalami kerusakan teramat parah.

“Saya pakai mobil kecil, bawa penumpang tiga orang. Karena mobil kecil dan rendah, sehingga mobil nyangkut di kubangan dan amblas. Terpaksa saya turunkan semua penumpang, agar mereka jalan kaki melewati lokasi kerusakan jalan. Karena kalau tidak begitu, mobil saya tidak bisa melintas,” ujarnya.

Ditambahkan, jika perjalanan diteruskan dengan kondisi mobil penuh penumpang, diperkirakan mobil hanya mutar-mutar di lokasi kubangan. “Aneh, ini kan perbaikan jalan, sebelum diperbaiki jalan ini baik-baik saja. Eh, begitu diperbaiki, kenapa malah hancur begini? Meskinya kan tambah baik,” ucapnya kebingungan.

Proyek rehabilitasi jalan ini terdiri dari dua paket pengerjaan. Pertama, rehabilitasi Jalan Simpang Liang Anggang sampai Batas Kota Pelaihari.

Kedua, rehabilitasi Jalan Simpang Liang Anggang sampai Batas Kota Pelaihari dan Batas Pelaihari sampai pertigaan Bati-Bati hingga Jalan Benua Raya.

Paket kedua adalah pekerjaan rehabilitasi Jalan Simpang Liang Anggang sampai Batas Kota Pelaihari dan Batas Pelaihari sampai pertigaan Bati-Bati hingga Jalan Benua Raya, Bati-Bati.

Panjang jalan yang ditangani mencapai 2,7 Km. Total kedua paket ini menelan dana APBN sebesar Rp74 miliar.(sir)

 

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *