Analisa Pengamat Jelang Pilkada: Dari Suasana Politik hingga Spekulasi Dukungan H Isam

BANJARBARU, KORANBANJAR.NET – Setelah Pangeran Khairul Saleh menyatakan dirinya siap maju menjadi Calon Gubernur Kalsel dalam Pilkada 2020 mendatang, suasana politik di Kalsel menjelang pilkada mulai hangat dan menarik diamati.

Pengamat politik, Mahyuni. (foto pribadi mahyuni)

Seorang pengamat politik, Mahyuni, menganggap hal tersebut sebagai bagian dari riak-riak polling untuk memanaskan suasana. Kendati begitu, menurutnya secara keseluruhan susasana politik di Kalsel saat ini masih biasa dan belum terlalu panas.

“Saat ini yang terdengar (siap maju jadi calon gubernur) kan cuma Sultan (Khairul Saleh), yang lain kan masih malu-malu sambil sementara menunggu pendukung,” ujar Mahyuni, saat dihubungi koranbanjar.net   melalui telepon whatsapp, Kamis (13/6/2019) siang tadi.

Menjawab pertanyaan spekulasi dari koranbanjar.net, bagaimana jika dukungan kepada Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor, dari pengusaha konglomerat Kalsel, Andi Syamsuddin Arsyad atau H Isam, berpaling kepada Sulaiman Umar (adik ipar H Isam) untuk pilkada nanti, Mahyuni memaparkan semua tergantung dari pilihan masyarakat.

“Mengenai siapa saja yang mendukung, pengusaha atau siapapun silakan saja tapi yang menentukan tetap masyarakat,” papar dosen FISIP ULM Banjarmasin itu.

Mahyuni mengibaratkan pilihan politik seperti menu makanan. “Jadi tergantung nanti partai politik (parpol) yang menyediakan menu makanannya mau seperti apa. Ataukah nanti dari parpol atau calon tunggal atau dua orang, itu tergantung parpol,” katanya.

Dia menjabarkan, jika jalur pencalonan seorang calon pemimpin yang dipilih di luar jalur independen atau dari jalur parpol, maka kadang-kadang akan ada kompromi-kompromi politik yang secara otomatis dapat mempersempit ruang rakyat untuk memilih pemimpin.

“Kita tidak tahu nanti apakah mereka (politisi parpol) akan mempersempit ruang itu dengan calon-calon tertentu saja atau beberapa calon. Alangkah baiknya parpol itu memberikan kesempatan kepada figur-figur yang ingin berkompetisi. Artinya dalam kondisi politik ini kita mengharapkan jangan cenderung kepada persoalan dinasti politik, tetapi lebih memberikan ruang kepada siapa yang akan berkompetisi,” tutur mantan Ketua Bawaslu Kalsel itu.

Sebagai masyarakat, Mahyuni mengharapkan parpol dapat menyemarakkan Pilkada Kalsel pada 2020 mendatang dengan banyak memberikan pilihan calon pemimpin kepada masyarakat.

“Semakin banyak calon juga semakin baik artinya, karena masyarakat punya banyak pilihan pada kontestasi politik dalam pesta demokrasi di Kalsel mendatang. Jangan nanti masyarakat diberikan pilihan yang dipersempit,” harapnya.

Dia berpendapat, alangkah baiknya parpol dapat menyesuaikan hati masyarakat. “Partai kan bisa mendengar suasana hati masyarakat. Artinya parpol harus cerdas mengira pilihan masyarakat yang cenderung ke figurnya seperti apa. Apakah cenderung ke figur yang lebih terbuka, berwibawa, lebih muda atau apa. Jangan parpol menginginkan pemimpin yang kemungkinan masyarakat tidak suka dan dipaksakan untuk dicalonkan. Karena itu saat ini penting kiranya bagi partai politik lebih menyeleksi kembali figur-figur yang kira-kira sesuai dengan hati masyarakat, mumpung waktu masih cukup panjang,” tandasnya mengakhiri wawancara. (ykw/dny)