Religi  

Anak Punk Kembali Ditangkap, Ikut Pacar Berdalih Sudah Mau Kawin

BANJARBARU, koranbanjar.net – Berulang kali, anak punk diamankan oleh Satpol PP Kota Banharbaru, seakan tak ada jeranya di tangkap. Bahkan, berdalih sebentar lagi mau menikah dan mengikuti pasangannya ke sana kemari tak ada tujuan arah.

“Saya dari Tasikmalaya, Jawa Barat. Pertama kali ke Amuntai, baru ke Banjarbaru. Ke sini, hanya ingin main-main saja. Ini lagi cari nyari ongkos buat balik (pulang), dengan cara ngamen. Tadi ketangkap, pas lagi istirahat di minggu raya,” jelas anak punk, Rio (19) kepada koranbanjar.net, Senin (9/3/2020), di Kantor Satpol PP Banjarbaru.

Sempat berdalih tak saling kenal, ketiga orang anak punk tersebut yaitu dua laki-laki dan satu perempuan. Akhirnya, mengaku oleh petugas diantara mereka ada yang pacaran.

“Karena udah mau kawin juga, makanya dia (cewek) ikut pacar,” cetusnya sambil mengolok dua temannya, yang berpacaran itu.

Rio mengatakan, jika dirinya mempunyai uang untuk kembali ke tempat tinggal asal akan menggunakan bus di perjalanannya. Karena merasa meresahkan warga, ia tak berani ikut truk orang sebab dianggap beresiko.

“Mereka yang tertangkap ini, sudah sering kami ingatkan jangan berada di tempat umum apalagi di minggu raya. Sudah ada perjanjian, bahkan kemarin saat pelaksanaan haul sudah baik mau ikut menggunakan baju koko rapi. Ternyata, diulangi kembali perbuatannya,” ucap PPNS Seksi Opsdal Satpol PP Banjarbaru, Yanto Hidayat.

Menurutnya, ia tak pernah melarang siapapun mencari rezeki dengan cara mengamen atau apapun itu termasuk anak punk.

“Kalau mau mengamen silahkan, tapi tolong pakailah baju yang rapi, sopan dan mandi. Karena banyak yang makan di tempat umum, kalau ada mereka pasti identik dengan bau badan yang jarang mandi. Ditegur malah semakin seenaknya, kami sampai bosan. Masyarakat risih,” kata dia.

Yanto menuturkan, jika hanya sekedar duduk saja tak apa tapi tadi ketika ketahuan saat tiduran. Kami mengetahui, ketika tadi sedang melakukan penyisiran.

“Motivasi alasannya, berpindah-pindah tempat untuk mengejar daerah yang ada hiburan musik yang sejalan dengan mereka (anak punk). Kebanyakan, dari samarinda dan sampit.

“Saya hanya minta, bawalah jati diri atau tempatkanlah diri terhadap orang lain. Sebagaimana, mestinya orang normal. Jangan seperti ini, seolah-olah petugas ikut campur urusan pribadi,” tegasnya.

Dirinya menanyakan, dimana keberadaan orang tua perempuan yang ikut terlibat anak punk itu. “Kamu cewek juga, ingat kamu itu perempuan. Masa mau diajak pacarnya bersusah-susah ria. Orang tua kamu pasti nyariin kan, kalau kamu masih dicari artinya masih disayang,” lanjutnya.

Menurut yanto, pihaknya sebagai petugas sudah menjalankan tugas secara maksimal. Berharap, masyarakat turut berperan dalam menghadapi anak punk. Karena itu semua, bukan merupakan tanggung jawab petugas saja.

“Harusnya menolak dan mengusir. Jangan malah dikasih tempat, dan hanya mengandalkan petugas saja, tidak bisa. Kalau mereka (anak punk) ngamen jangan dikasih uang, dan dibiarkan mereka nyaman. Tapi, bikinlah tidak nyaman di sini (Banjarbaru),” imbaunya. (ykw/maf)