Gas elpiji (LPG) mulai mengalami kenaikan harga di Kota Martapura namun Muhammad Aliansyah pengelola pangkalan gas bersubsidi 3 kg di Gang Sampurna, Kelurahan Tanjung Rema Darat, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, memiliki cara dengan terapkan penggunaan kartu kendali kepada pelanggannya.
BANJAR, koranbanjar.net – Aliansyah mengatakan, supaya mereka mendapatkan hak-haknya, mereka dibuatkan kartu kendali dari pangkalan yang menjadi prioritas.
Pangkalannya pun telah membuat grup whatsapp untuk nama-nama yang telah mendapatkan kartu kendali pangkalan.
Bagi yang memiliki kartu kendali akan dilayani dari pukul 17.00-17.30 Wita dengan menerima 180 tabung, jadi mempunyai waktu 30 menit untuk mendapatkan tabung walaupun penyelesaiannya lebih dari 30 menit.
Jadi, pemilik pangkalan telah menginformasikan 2 jam sebelum datangnya elpiji (LPG) ke pangkalan.
“Bagi warga yang tidak memiliki surat kendali, tetap diberi kesempatan dengan beberapa batasan, seperti warga yang ngontrak, dan lainnya. Alasan tidak diberikan kartu kendali karena mereka tidak permanent tinggal di wilayah dekat situ,” katanya, saat diwawancara di pangkalan LPG 3 Kg Tina, Rabu (09/08/2023)
Pangakalan tersebut telah membuat aturan tersendiri, pangkalan itu menerima LPG dari agen tergantung jadwal tanggal penerimaan.
Adapun modal pembelian seharga Rp15.250 dan harga jual kepada masyarakat senilai Rp18.500 per tabung 3 kg.
Setiap pembeli pun ditulis di dalam buku, dalam laporan penjualan setiap awal bulan itu disetorkan kepada agen.
Konsumen yang terhitung 250 kepala keluarga dan UMKM, yang memiliki kartu kendali.
Sedangkan tidak memiliki kartu kendali itu terhitung banyak namun pengelola tidak bisa mengcover karena terbatas alokasi.
“Jadwal kedatangan itu ditentukan oleh agen LPG dari pertamina yang mana diberitahukan melewati grup, jadi per satu minggu itu tidak pasti,” terangnya.
Pangkalannya mendapatkan sekitar 1200 sampai 1250 tabung gas LPG per bulan.
Untuk rumah tangga maksimalnya 4 tabung, usaha mikro 6 sampai 8 tabung per bulan, kenapa diberikan lebih karena pemakaiannya sesuai, sehingga itulah metode dari pangkalannya.
“Tidak ada kendala selama pendistribusiannya. Kelangkaan di pasaran diluar kuasa dan kendali kita karena kita hanya melayani sebatas ruang lingkup desa,” ucapnya.
Ia juga menjual sesuai harga eceran tertinggi (HTE) sebagaimana peraturan gubernur melalui SK.Gub. 188.44/0385/KUM/2022
“Kepada dinas atau instansi terkait supaya menambah alokasinya dengan cara operasi pasar di desa-desa,” harapnya.
Muja, salah seorang pelanggan LPG 3 kg menyatakan harapannya, mudah-mudahan bisa berlangganan di pangkalan, harganya sesuai Rp18.500, harga pangkalan.
“Yang ulun (saya) tahu, harga pasaran kalo langka Rp35.000, kalo tidak langka Rp25.000, di pangkalan tetap harganya, walaupun langka atau tidak langka,” sebutnya.
Ibu muja sendiri telah berlangganan di pangkalan tersebut sudah sekitar 5 tahun.
“Tidak ada kesulitan dalam berlangganan di pangkalan, karena cukup aja, dan kami di daerah ini tidak memiliki keluhan terkait gas LPG,” ucap Muja, yang beralamat Gang Tanjung. (pyd/dya)