BANJARBARU, KORANBANJAR.NET – Perusahaan pertambangan nasional, PT Adaro Indonesia mengucurkan dana sebesar Rp 1,6M dari alokasi Corporate Social Responsibility (CSR), untuk pengembangan Taman Wisata Alam (WTA) Pulau Bakut yang terletak dibawah Jembatan Barito, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barto Kuala.
Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalsel, Mahrus Aryadi didampingi Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Banjarbaru, Ridwan Effendi, kepada KoranBanjar.net, Jum’at (15/2), mengatakan, pengucuran dana tersebut dilakukan pada 2018 lalu.
“Dana CSR dari PT Adaro Indonesia dialokasikan untuk penguatan fungsi pengelolaan WTA Pulau Bakut, baik untuk pengembangan wisata, konservasi bekantan dan pemberdayaan masyarakat,” katanya.
Penggunaannya antara lain untuk pembangunan jalan titian kayu ulin sepanjang 630 meter, loket karcis, pintu gerbang dan dua unit menara pengamatan satwa.
Menurut Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan (PEH), Urusan Konservasi Keanekaragaman Hayati BKSDA Kalsel, Titik Sundari, pengembangan TWA Pulau Bakut membutuhkan peran serta pihak ketiga.
“Dalam hal ini peran PT Adaro sangat penting, karena tidak bisa bila hanya dilakukan oleh pemerintah saja,” ujarnya.
BKSDA Kalsel dan PT Adaro Indonesia melakukan penanda tanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) pada pertengahan 2018 lalu untuk pengembangan TWA Pulau Bakut.
“PKS pertengahan 2018 lalu itu ditindak lanjuti dengan pembahasan rencana pelaksanaan program. Untuk 2019 ini belum bisa dipastikan berapa alokasi CSR dari PT Adaro,” katanya.
PKS yang telah ditanda tangani antara BKSDA dengan PT Adaro Indonesia, berlaku untuk jangka waktu lima tahun dan dapat diperpanjang lagi.
TWA Pulau Bakut memiliki luas 15,58 hektar, merupakan kawasan konservasi habitat bekantan dengan tipe ekosistem hutan mangrove.
Kawasan TWA Pulau Bakut telah ditetapkan sebagai site monitoring spesies prioritas terancam punah di Kalsel melalui Surat Keputusan Kepala BKSDA Kalsel Nomor : SK. 1653/IV-K.23/KKH/2012 tanggal 31 Juli 2012. (ykw/ndi)