7 Ekor Sapi Mati dengan Cara Janggal, Diduga Karena Diracuni

MARTAPURA, KORANBANJAR.NET- Sapi-sapi gemuk di Desa Pingaran Ulu Kecamatan Astambul dan Sungai Arpat Kecamatan Karan  Intan mendadak tersungkur merenggang nyawa. Hewan peliharaan yang sebelumnya sehat dan diternak dengan pola gembala alam tersebut menjadi bangkai.

Kini membuat peternak  menjadi gundah-gulana,  dugaan ada operasi sistematis membunuh peliharaannya dengan cara diracun dari oknum yang belum diketahui pelakunya.

Dari catatan satu bulan, sebanyak 7 ekor sapi mati dengan pola yang mirip, semua merenggang ajal mendadak. Pasalnya bila ada penyakit peternak biasanya memiliki pengetahuan deteksi dini dan mati pelan, tidak spontan di luar sepengetahuan pemilik. Ditambah ada tanda mencurigakan di organ lambung, jantung dan hati sapi yang rusak.

“Kita curiga diracuni seseorang. Indikasi mengarah ke racun karena ada pola, cara mati, sisa bangkai yang setipe. Bangkai sapi yang baru mati justru mau dibeli seseorang, katanya memberi makan hewan peliharaan yang memakan bangkai sapi, di sini kami duga ada gerakan membunuh sapi kami. Karena, mereka datang cepat setelah saya temukan hewan itu mati dan menawar bangkai sapi kami, “ kata salah satu warga Poneran, kemarin.

Ditambahkan Poneran, dari 7 sapi yang telah mati, kuat dugaan akibat  keracunan, empat sapi sempat disembelih. Sedangkan tiga yang lain keburu dibeli seseorang yang sama.

Begitu sapi tersungkur sapi langsung disembelih. Sehingga belum sempat mati, langsung disembelih pemilik atau penggembala sapinya.” ujarnya

Hal senada juga disampaikan warga setempat Solihun. Bahkan dia menduga, sapi miliknya, juga sapi milik peternak lain di desanya, sengaja diracuni seseorang yang tak dikenal. Karena menurutnya, sudah beberapa hari sejak sapi warga banyak yang mati, sapi miliknya tidak keluar kandang untuk digembalakan karena merasa was was.

“Untuk makan sapi selama di kandang, terpaksa mencari rumput lebih banyak dari biasanya,” katanya.

Kabar banyaknya sapi mati mendadak di Desa Pingaran Ulu dan Sungai Arfat terkenal juga dengan sebutan Desa Gunung Balai- sudah diketahui pihak Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Kabupaten Banjar.

Memastikan penyebab kematian sapi yang semuanya tiba-tiba, menurut Kepala Bidang (Kabid) Peternakan Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banjar, Mahdalena mengatakan, dua petugas dari Disbunak sedang di lokasi untuk mengambil contoh darah sapi milik beberapa warga.

Pengambilan sampel darah yang kemudian dikirim ke Balai Veteriner di Banjarbaru.

“Untuk mengetahui penyebab kematian sapi. Utamanya kematian yang disebabkan penyakit,”katanya.

Menurutnya, di beberapa desa lainnya di Kabupaten Banjar, sebelum ini pernah ada kejadian serupa.

“Satu pekan baru akan ada hasil uji laboratorium sampel darah yang diambil. Dari hasil uji sampel, baru dapat diketahui penyebab kematian sapi-sapi. Mati karena penyakit, atau karena keracunan,” pungkasnya.(sai/sir)