BANJARMASIN, KORANBANJAR.NET – 7.918 hektar ekosistem lahan gambut di Kalimantan Selatan (Kalsel) telah berhasil direstorasi melalui kegiatan pembasahan kembali (Rewetting), Revegetasi dan Revitalisasi Sosial Ekonomi Masyarakat.
Menurut Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan, Badan Restorasi Gambut (BRG), Dr Myrna A Safitri, fungsi hidrologis ekosistem lahan gambut yang terdegradasi akibat kebakaran hutan dapat kembali.
“Pembasahan kembali dengan Pembangunan Infrastruktur Pembasahan Gambut (PIPG) menjadi salah satu program utama BRG,” ujarnya pada acara Diskusi Media Capaian Restorasi Gambut di Kalimantan Selatan dan Tantangannya di Bang Kopi, Jalan A Yani Km 5 Banjarmasin, Jum’at (29/03).
Selain itu, katanya, juga dilakukan Program Desa Peduli Gambut dan pembasahan pada areal rusak dengan disertai revegetasi atau penanaman kembali agar upaya restorasi berkelanjutan.
“Luas kebakaran lahan gambut di area target restorasi BRG di Kalsel, berkurang dari 12.739 hektar pada 2015 menjadi 40 hektar pada 2019,” katanya.
PIPG yang dibangun oleh BRG bersama dengan mitra, berhasil menurunkan titik panas secara signifikan di arael PIPG.
Senada dengan itu, Anggota Kelompok Ahli BRG, Dr Ahmad Kurnain mengatakan, pembasahan ekosistem gambut merupakan upaya awal pencegahan kebakaran.
“Namun demikian, perlu tetap waspada karena kebakaran masih berpotensi terjadi. Kerusakan yang sangat parah memerlukan waktu panjang untuk pemulihan,” katanya.
Ia menambahkan, kondisi lahan gambut belum sepenuhnya kembali pada kondisi semula, sehingga memerlukan peran semua pihak, baik pemerintah, swasta dan masyarakat dalam hal water sharing.
“Seringkali dilapangan, yang menjadi titik rawan pemicu kebakaran lahan gambut adalah ketidak adilan dalam pengelolaan air,” tambahnya.
Dalam upaya penyebar luasan pesan akan pentingnya menjaga ekosistem lahan gambut disekitar tempat tinggal, BRG mengikut sertakan berbagai kalangan masyarakat. (al/ndi)