200 Ekor Itik Peking di HSU Teridentifikasi Flu Burung

Petugas dari Keswan dan Kesmavet Distan Kabupaten HSU melakukan penyemprotan kandang ternak unggas Itik Peking yang ditemukan kasus Flu Burung. (Foto: Antara/Distan HSU)
Petugas dari Keswan dan Kesmavet Distan Kabupaten HSU melakukan penyemprotan kandang ternak unggas Itik Peking yang ditemukan kasus Flu Burung. (Foto: Antara/Distan HSU)

Dinas Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet menemukan sebanyak 200 ekor Itik (bebek) peking di Kecamatan Sungai Pandan positif terjangkit Flu Burung H5NI.

HULU SUNGAI UTARA, koranbanjar.netKabid Keswan dan Kesmavet Dinas Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Utara, I Gusti Putu Susila mengatakan pengambilan sampel dilakukan setelah peternak melaporkan itik miliknya mengalami sakit dengan gejala diantaranya leher terpuntir, mata keruh dan menurun jumlah produksi telur.

“Pengambilan sampel kami lakukan pada 13 Januari, hasilnya kami terima dari Balai Veteriner Banjarbaru pada 30 Januari ternyata positif flu burung,” ujarnya, Selasa (28/2/2023).

Sebelumnya petugas dari Bidang Keswan dan Kesmavet Distan HSU melakukan surveilans di Pasar Itik bersama Tim dari Balai Veteriner Banjarbaru begitu kasus Flu Burung mulai ditemukan di Kalsel.

Kemudian ada peternak itik di pasar tersebut yang melaporkan ternaknya sakit dengan gejala yang mengarah pada Susfek Flu Burung. Secepatnya tim melakukan pengambilan sampel di lokasi peternakan di Desa Pangkalan Sari Kecamatan Sungai Pandan.

Ternak unggas yang sakit kemudian di pisahkan kandangnya dari itik yang masih sehat (karantina) minimal 14 hari, beberapa itik yang masih muda (usia dibawah dua bulan) ada yang mati akibat terjangkit virus H5N1.

Petugas kemudian melakukan penyemprotan kandang, pemberian vitamin, pengobatan dan vaksinasi. Kepada peternak lain juga segera dilakukan kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) agar meningkatkan kondisi ternak dan mengurangi stres akibat cuaca ekstrim dan pemberian vaksinasi kepada unggas yang sehat.

Distan HSU memberikan bantuan vitamin, vaksin dan bahan kimia untuk penyemprotan kandang secara gratis kepada peternak.

Putu menduga terjadinya penyebaran virus H2NI di Wilayah Kabupaten HSU disebabkan penularan dari unggas luar seperti Burung Belibis dan lainnya.

“Karena biasanya itik sebelum bertelur di lepas ke kawasan rawa untuk mencari makan sendiri guna mengurangi konsumsi pakan buatan, sehingga kemungkinan terjadi kontak dengan burung liar termasuk belibis yang sangat tinggi,” terang Putu.

Putu menghimbau kepada masyarakat, khususnya peternak unggas agar segera melaporkan jika ada ternak sakit ke Dinas Pertanian bidang Keswan dan Kesmavet agar secepatnya dilakukan tindakan pencegahan penularan

Diakui Putu, peternak kadang tidak melapor jika menjual ternak, pasalnya petugas peternakan akan memeriksa secara fisik dan melakukan Rapid Test AI/Flu Burung untuk memastikan ternak yang diperjualbelikan adalah ternak yang sehat.

Peternak hanya melapor jika konsumen mensyaratkan Sertifikat Veteriner untuk ternak unggas yang dijual guna menjamin kesehatan unggas dan bebas dari penyakit. (Antara/Bay)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *