Religi  

Waspada! Risiko Jantung Koroner “Mengintai” Anda

KESEHATAN, KORANBANJAR.NET – Penyakit jantung yang paling umum terjadi adalah penyakit jantung koroner. Penyakit yang telah merenggut nyawa salah satu seniman ternama Kalsel yaitu John Tralala serta beberapa pelawak tanah air ini terjadi, ketika pasokan darah yang kaya oksigen menuju otot jantung terhambat oleh plak pada pembuluh darah jantung atau arteri koroner.

Dikutip dari alodokter.com, penyebab terjadinya penyakit jantung koroner adalah saat dinding pembuluh arteri dapat terjadi kondisi ateroskelosis, yaitu penumpukan kolesterol dan substansi lainnya, seperti kalsium dan fibrin, yang membentuk sumbatan atau plak di pembuluh darah arteri.

Plak tersebut dapat terbentuk di dinding arteri bahkan sejak orang itu masih muda. Namun semakin bertambahnya usia, risiko pembentukan plak akan semakin tinggi.

Dan Jika tidak diobati, maka lama kelamaan plak ini dapat menyebabkan berkurangnya elastisitas pembuluh darah arteri dan mengganggu kelancaran aliran darah.

Makin besar plak, maka makin sempit pembuluh arteri jantung, sehingga menyebabkan suplai darah yang kaya oksigen ke jantung akan makin sedikit. Plak juga dapat lepas dan kemudian menyumbat sebagian besar hingga seluruh aliran darah pada pembuluh arteri.

Bila hambatan aliran darah ini terjadi pada arteri koroner, maka dapat terjadilah serangan jantung.

Sejauh ini, penyebab pasti terbentuknya plak pada pembuluh arteri masih belum diketahui dengan pasti. Namun beberapa hal berikut bisa memperbesar risiko seseorang mengalami aterosklerosis yaitu merokok yang merupakan salah satu faktor yang paling berperan dalam peningkatan risiko penyakit jantung koroner. Perokok diprediksi memiliki risiko terkena penyakit jantung koroner 24% lebih besar daripada yang tidak merokok. Kandungan nikotin dan karbon monoksida dalam rokok membuat jantung bekerja lebih berat dari biasanya. Kedua zat tersebut juga meningkatkan risiko terjadinya gumpalan darah di arteri. Celakanya, bahan-bahan kimia lain dalam rokok juga bisa merusak lapisan arteri koroner, sehingga kian memperbesar risiko terkena penyakit jantung koroner.

Lalu, kolesterol yang terlalu banyak mengalir dalam darah dapat menyebabkan penyakit jantung koroner. Jenis kolesterol yang membuat risiko penyakit jantung koroner meningkat adalah  low-density lipoprotein (LDL) yang biasa disebut sebagai kolesterol ‘jahat’. Karena, kolesterol inilah yang memiliki kecenderungan untuk menempel dan menimbun di arteri koroner.

Penderita diabetes juga diprediksi memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner. Hal ini diduga karena penderita diabetes memiliki lapisan dinding pembuluh darah yang lebih tebal. Tebalnya dinding arteri koroner bisa mengganggu kelancaran aliran darah ke jantung.

Terjadinya penggumpalan darah atau trombosis yang terjadi pada arteri koroner tentunya akan menghambat suplai darah menuju jantung. Proses terjadinya penggumpalan darah ini berhubungan erat dengan faktor lain, seperti proses peradangan, kadar kolesterol tinggi, gula darah yang tidak terkontrol, serta stres.

Tekanan darah yang tinggi juga bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner. Seseorang dikategorikan memiliki tekanan darah tinggi jika memiliki tekanan sistolik pada kisaran 130 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik pada kisaran 80 mmHg atau lebih. Tekanan sistolik sendiri didefinisikan sebagai ukuran tekanan darah saat jantung berkontraksi untuk memompa darah keluar. Sementara tekanan diastolik adalah tekanan darah saat otot jantung meregang untuk mengisi darah.

Namun, Anda jangan khawatir. Untuk meminimalkan risiko terkena penyakit jantung koroner, ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan, di antaranya adalah melakukan olahraga rutin, terapkan pola makan sehat dan gizi seimbang, dengan cara memperbanyak asupan buah dan sayur, kurangi makanan yang mengandung kolesterol dan garam berlebihan.

Kemudian anda dianjurkan berhenti merokok, menurunkan berat badan jika berlebihan, mengontrol tekanan darah, kendalikan stres, serta istirahat yang cukup. Karena penelitian menunjukkan bahwa kurangnya kualitas dan jam tidur berpengaruh pada peningkatan risiko terkena penyakit jantung koroner.

Bahaya penyakit jantung koroner akan memengaruhi kualitas hidup Anda, bahkan dapat menimbulkan kematian mendadak karena serangan jantung.

Karenanya, segera konsultasikan dengan dokter jika Anda berisiko tinggi terkena penyakit ini, atau saat Anda sudah mengalami gejala penyakit jantung koroner, seperti nyeri dada yang muncul saat beraktivitas berat atau stres, sesak napas, keringat dingin, dan nyeri dada yang menjalar hingga lengan dan leher.(ana/koranbanjar.net)