Pedagang ini Keluhkan Keberadaan Pasar Wadai Ramadan

MARTAPURA, KORANBANJAR.NET Kue bingka masih menjadi primadona favorit bagi warga Martapura Kabupaten Banjar, apalagi untuk santapan berbuka puasa pada bulan Ramadan tahun ini.

 Hal itu seperti diakui oleh salah seorang pedagang kue bingka warga Kelurahan Keraton Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar, Juwairiah (34) kepada koranbanjar.net, Selasa (22/5) tadi.

Pedagang tetap kue bingka yang biasanya berjualan di Pasar Martapura ini mengakui, kue bingka jualanya selalu menjadi incaran warga Martapura di saat menjelang berbuka puasa.

Kue bingka buatan Juwairiah pun dapat terjual 35 biji dalam sehari. Walaupun harus diakui Juwairiah, tidak mudah membuat kue bingka ini, terlebih dalam membuat kue bingka tersebut selalu ia lakukan sendiri setiap harinya.

Agar bisa dipasarkan sejak pagi, Juwairiah pun harus memulai membuat kue bingka tersebut dari jam 3 pagi.

“Jam 3 pagi biasanya sudah mulai membuat kue bingka ini, tapi mulai ramai dibeli setelah menjelang sore hari,” akunya.

Namun, menurut Juwairiah, semenjak adanya keberadaan pasar wadai Ramadan yang bertempat di kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Alun-Alun Ratu Zalecha Martapura itu, membuat penghasilannya per hari berjualan kue bingka di samping pertokoan cahaya bumi selamat itu menjadi sedikit berkurang.

“Semenjak ada pasar wadai Ramadan di sana, pasar wadai di sini agak sepi. Selama bulan Ramadan ini, dalam sehari, susah sekali mencari hasil penjualan bernilai 100 ribu rupiah,” tuturnya.

Padahal, dituturkan Juwairiah, jika ada kesempatan, dirinya pun sangat ingin berjualan di pasar wadai Ramadan tersebut, tetapi ia tidak pernah mendapat tawaran dari pihak terkait untuk berjualan di pasar wadai Ramadan itu.

Menanggapi hal itu, Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banjar, Yuana Karta Abidin mengatakan, semua pedagang yang mendapat tempat di pasar wadai Ramadan Martapura itu berasal dari pedagang kue yang pada tahun sebelumnya juga berjualan di pasar wadai Ramadan tersebut.

Selain itu, dikatakannya Yuana, jumlah stand pada pasar wadai Ramadan juga sangat terbatas, sehingga pihaknya tidak bisa menawarkannya lagi ke pedagang lain.

“Saat pendaftarannya dibuka selama dua hari, ternyata sudah ada 50 orang pedagang yang mendaftar. Kebanyakan mereka yang mendaftar adalah pedagang yang tahun kemarin mengisi stand di pasar wadai itu juga. Selain itu, kita hanya menyediakan 45 stand saja, jadi sangat terbatas, tempatnya,” ujarnya.

Akan tetapi, ditambahkan Yuana, tidak menutup kemungkinan pasar wadai Ramadan di Martapura akan ada perubahan di tahun depan, namun tetap dengan jumlah yang terbatas. (sai/dny)