Tapin Dilanda Banjir, Ujian Berlangsung di Atas Air

RANTAU, KORANBANJAR.NET – Banjir melanda beberapa lokasi di Kabupaten Banjar. Salah satunya melanda lingkungan SD di Tapin. Hal itu disebabkan air sungai Tapin yang meluap.

SD ikut banjir
SD ikut banjir

Meski demikian, ujian yang berlangsung di SD tersebut, Kamis (3/5) pagi, tetap berlangsung. Adapun lingkungan yang terendam, halaman sekolah dan beberapa ruang kelas hingga jalan di depan sekolah.

Seperti SDN Rantau Kanan 2 Mandarahan Kaca Puri Kecamatan Tapin Utara, sejumlah siswa dalam menghadapi  pelaksanaan ujian yang dihadapi mereka tak seperti biasanya dan tentu berbeda dengan sejumlah sekolah lain yang sama tengah melaksanakan ujian.

Terutama saat mereka menuju ke sekolah ada yang dibantu warga di samping menyingsingkan pakaian juga melepas dan meletakan sepatu di posko warga yang  posisinya terletak berjarak 3 hingga 4 rumah warga dari sekolah mereka.

Selain itu SDN Kupang dan satu di Kecamatan Bungur sejumlah siswa berjalan beriringan seraya menyingsingkan pakaian dan menenteng sepatu ke sekolah.

Anggota BPBD Tapin, H Sofyan mengatakan banjir ini akibat debit air sungai Tapin meluap naik, di mana Rabu (2/5) kemarin, hujan seharian sejak dini hari subuh hingga siang hari di daerah atas pegunungan  desa Harakit Kecamatan Piani.

Debit air sungai di sana mulai tinggi yang berdampak pada daerah hilir dimulai sejak Rabu  kemarin desa  Miawa Kecamatan Piani dan Desa Bungur Kecamatan Bungur.

Selanjutnya Kamis (3/5) air turun hilir ke Kecamatan Tapin Utara yang bergilir terkena dampak banjir  akibat meluapnya sungai Tapin sejak pukul 03:00 wita dinihari hingga siang hari, bahkan sore. “Di Bungur  kantor Koramil 1010 Bungur dan satu sekolah terendam,” katanya kepada koranbanjar.net.

“Alhamdulillah aktifitas sekolah masih terlihat semangat dan berjalan lancar kendati mungkin  siswa harus nangkring di bangku sekolah untuk menghindari air yang sempat masuk ke dalam kelas,” katanya.

Di Kecamatan Tapin Utara banjir terjadi di Kupang, Mandarahan, Rangda Malingkung, dan Desa Perintis Raya hingga merendam 100 rumah warga, 3 sekolah dengan ketinggian air mencapai 30 sampai 50 centimeter.

Bahkan di antara rumah tadi ada di antarnya air sampai masuk ke dalam rumah, sehingga ditetapkan sebagai siaga 1 dalam penanggulangan bencana pihak BPBD Tapin.

“Selanjutnya langkah yang akan dilakukan BPBD Tapin pertama adalah identifikasi perhitungan kebutuhan dasar di lokasi yang terdampak banjir serta mengevakuasi warga dan peralatan rumah tangganya sementara  pada rumah yang terendam satgas BPBD dengan mengerahkan peralatan perahu evakuasi, “pungkasnya. (nas/sir)