Tahun 2016, Angka Kematian Bayi di Kabupaten Banjar Tembus 100 Bayi, Tahun 2017 Menjadi 76 Bayi

MARTAPURA, koranbanjar.net  – Terkait dengan persoalan angka kematian bayi dan ibu melahirkan tentunya tidak bisa dipandang remeh. Hal tersebut sudah tentu harus menjadi perhatian serius dari Dinas Kesehatan. Tidak terkecuali bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar.

Oleh sebab itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar berusaha maksimal untuk melaksanakan program menurunkan angka kematian bayi dan anak. Terbukti, angka kematian bayi dan ibu melahirkan di Kabupaten Banjar sudah menuru.

Tahun 2016, angka kematian bayi mencapai 100 lebih, sedangkan tahun 2017 menjadi 76 orang. Sedangkan kematian ibu melahirkan tahun 2016 sebanyak 11 orang , tahun 2017 ada 10 orang.

Hal itu diutarakan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, M Ikhwansyah. M.Kes saat diwawancarai wartawan koranbanjar.net, Kamis (22/02) tadi.

“Kalau kita berbicara tentang masalah kesehatan di tingkat nasional, tentu ini juga menjadi permasalah kita di tingkat Kabupaten,” ucapnya.

Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar tidak main-main dalam menangani permasalahan kesehatan yang terjadi di Kabupaten Banjar ini, terutama tentang keselamatan bayi dan ibu melahirkan.

Beberapa faktor penyebab kematian bayi dan ibu melahirkan, antara lain, faktor usia yang terlalu tua saat hamil, terlalu muda, terlalu sering dan keterlambatan penanganan. Bahkan  ada juga karena terlambat mengamabil keputusan dari pihak keluarga dengan alasan-alasan tertentu dalam persalinan.

Akan tetapi Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar tidak serta merta menyalahkan msayarakat, karena ini juga termasuk kesalahan pihak lain yang terkait.

 Ikhwansyah menambahkan, Dinas Kesehatan terus berupaya  untuk melakukan perubahan-perubahan untuk mengurangi angka kematian bayi dan ibu melahirkan, salah satunya dengan cara menghilangkan budaya-budaya atau kebiasaan masyarakat yang suka menunda-nunda atau tidak mau ditolong dalam upaya persalinan.

”Cobalah untuk dihilangkan masalah atau kebiasaan masyarakat yang suka menunda-nunda ditangani pihak medis,” tuturnya. Adapun program-progam untuk mengurangi angka kematian bayi dan ibu melahirkan, Dinas Kesehatan sudah menempatkan semua bidan di tingkat desa yang wajib didampingi bidan kampung untuk bersama-sama melalukan proses pertolongan pertama dan mewajibkan semua persalinan harus ditangani tenaga kesehatan.(zdn)