Sandiaga Uno Bikin Emak-emak “Terhipnotis”, Bahkan ada yang Begini

BANJARMASIN, KORANBANJAR.NET – Kunjungan Calon Wakil Presiden, H Sandiaga Salahuddin Uno (SSU) ke beberapa tempat dan kegiatan di Banjarmasin, Sabtu (10/11/2018), mulai pukul 09.00 hingga 16.00, sangat menarik perhatian banyak pihak.

Salah satu kegiatan yang dihadiri SSU, yakni Dialog Ekonomi yang digelar Kadin Provinsi Kalsel di Café Nostalgia di Belitung Barat pukul 14.00 sampai dengan 15.00 wita. Kegiatan yang dihadiri berbagai organisasi, asosiasi, bahkan komunitas ini berlangsung sangat ramai. Tidak hanya itu, kemunculan SSU di acara dialog membuat komunitas emak-emak “terhipnotis”, bahkan rebutan untuk berselfie.

Sandiaga Uno
Sandiaga Uno

Usai dari kegiatan di Kota Martapura, rombongan SSU langsung meluncur ke Café Nostalgia menghadiri Dialog Ekonomi. Begitu memasuki ballroom, SSU langsung diserbu pengagumnya, mulai dari kaum milenial, emak-emak hingga anggota sejumlah asosiasi. Untuk menuju panggung utama saja yang berjarak sekitar 30 meter, SSU harus tersendat-sendat. Karena peserta atau undangan yang berhadir sudah tidak sabar menanti untuk berselfie ria.

Tidak berbeda saat SSU naik ke atas panggung utama. Sebagian undangan pun ikut naik ke atas panggung, tetap rebutan untuk saling berselfie. Sampai akhirnya, moderator kegiatan Dialog Ekonomi, yakni Pimpinan Redaksi koranbanjar.net, Denny Setiawan, harus segera mengumumkan bahwa acara segera dimulai.

Dialog yang berlangsung cukup singkat itu, langsung dimanfaatkan semaksimal mungkin dengan diawali pembacaan doan oleh Ustad Chairani Ideris, kemudian pengantar dari Ketua Panitia Pelaksana H. Aftahuddin, disusul sambutan Ketua Kadin Provinsi Kalsel, H Edy Suryadi.

Usai sambutan Ketua Kadin Provinsi Kalsel, berikutnya dilanjutkan dengan penyampaian materi tentang strategi pengembangan ekonomi kerakyatan serta ekonomi Indonesia ke depan oleh H Sandiaga Salahuddin Uno.

Dalam uraiannya yang berlangsung sekitar 15 menit, Sandiaga Uno lebih menekankan kepada peserta agar lebih fokus menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, bukan menjadi pegawai atau karyawan sebuah perusahaan.

“Untuk kaum milenial, kalau Anda sulit mendapatkan pekerjaan, maka Anda sebaiknya menciptakan lapangan pekerjaan,” ungkapnya.

Diceritakan SSU, dia juga awalnya merintis karier dari seorang pengusaha biasa. Tahun 1997 dia hanya seorang pegawai sebuah perusahaan, kemudian berhenti dari perusahaan tersebut. Kemudian dia mendirikan sebuah perusahaan dengan memiliki 3 karyawan. “Sekarang dari tiga karyawan, saya sudah memiliki 30.000 karyawan. Oleh sebab itu, jangan pernah kita mencari kekurangan orang lain, menyalahkan orang lain, negatifnya. Lebih baik kita bicara ke depan, bicara ekonomi ke depan serta menciptakan lapangan pekerjaan melalui UMKM,” tegasnya.(ff/sir)