Sadis!!! Ternyata Ilyas Tewas karena Ditebas Arit oleh Adik Iparnya Sendiri

BANJARMASIN, KORANBANJAR.NET – Ilyas, pria yang ditemukan tewas tergeletak bersimbah darah di Jalan H Djok Mentaya Gang Warga, RT 06 RW 01, Kelurahan Mawar, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, sekitar pukul 19.10 WITA, Senin (17/09), dengan sebilah mandau yang masih terpegang erat di tangannya itu, ternyata adalah seorang warga dari Jalan Kaca Piring VII, Kelurahan Mawar, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, yang tewas akibat tebasan dari senjata tajam jenis arit yang dilakukan oleh adik iparnya sendiri.

Seperti yang telah dibertiakan koranbanjar.net sebelumnya pada breaking news penemuan mayat Ilyas, tewasnya pria berusia 43 tahun dengan nama lengkap Muhammad Ilyas ini, memang telah diduga akibat perkelahian. Namun, tak ada yang menyangka sebelumnya bahwa perkelahian itu dilakukan Ilyas dalam duel maut dengan adik iparnya sendiri, beberapa menit setelah mayatnya ditemukan.

Dari informasi yang dihimpun wartawan koranbanjar.net, diketahui kemudian, sang adik ipar pembawa Senin tragis bagi Ilyas itu bernama Fajri alias Boneng (43), warga Kota Banjarmasin yang beralamat di Jalan R E Martadinata, Komplek Anamas, Kelurahan Telawang, Kecamatan Banjarmasin Barat.

Informasi yang didapat selanjutnya, usai menghabisi nyawa korban dengan aritnya, Boneng langsung menyerahkan diri ke Polrestabes Banjarmasin.

Saat ditemui wartawan koranbanjar.net di Mapolrestabes Banjarmasin, Kanit Reskrim Polrestabes Banjarmasin, Ipda Abdul Mujib, membenarkan bahwa pelaku menyerahkan diri ke Polrestabes Banjarmasin.

Sementara menurut keterangan yang diketahui adik korban, Nani, menjelang maghrib sebelum duel maut itu terjadi, sepulangnya di rumah dari bekerja, korban lalu pergi mendatangi rumah pelaku karena sebelumnya korban telah mendapat kabar bahwa pelaku juga tengah mencari dirinya.

Dilanjutkan Nani, setelah keduanya bertemu di rumah pelaku, korban kemudian menanyai pelaku tentang maksud dan untuk tujuan apa pelaku mencari dirinya. Namun, bukannya menjawab pertanyaan tersebut, Boneng malah hanya menyarankan agar Ilyas pulang saja dan tidak perlu lagi menemui dirinya.

“Setelah itu, tidak lama kemudian saya mendengar kabar keduanya berkelahi hingga kakak kandung saya tewas oleh Boneng,” tutur Nani seraya mengakui kepada wartawan koranbanjar.net bahwa dirinya baru menyadari terhadap korsleting listrik yang terjadi secara tiba-tiba pada sebuah alat setrika miliknya hingga menyebabkan sebuah ledakan kecil di saat ia sedang mengunakan alat setrika tersebut untuk merapikan pakaiannya pada saat itu, adalah merupakan firasat atau pertanda buruk baginya yang baru saja ia alami sebelum kemudian ia lalu mendengar kabar kakanya tewas.

Informasi lain menyebutkan, dalam perkelahian itu, keduanya sempat terlibat aksi kejar-kejaran sebelum akhirnya tebasan arit yang dilayangkan Boneng ke arah tubuh Ilyas mengenai bagian dada kirinya hingga menyebakan Ilyas mengalami luka robek dan lalu tewas bersimbah darah.

Jenazah korban yang kemudian ditemukan usai perkelahian tersebut dibawa ke kamar jenazah RSUD Ulin Banjarmasin. Namun, pihak keluarga korban yang ingin segera membawa jenazah untuk pulang ke rumah, meminta kepada pihak rumah sakit agar jenazah tidak divisum.

Sementara terkait motif perkelahian, Nani menduga kuat, perkelahian yang dilakukan oleh keduanya itu dipicu karena dendam lama yang ada di antara kakaknya dengan Boneng.

“Sekitar satu tahun lalu, kakak saya pernah dituduh mencuri sebuah arit milik Boneng,” ujar sang adik. (ahm/afn/ana)