Tak Berkategori  

Radius 5 Km Kawasan Bandara Syamsudin Noor sudah Steril Karhutla

BANJARBARU, KORANBANJAR.NET – Setelah selama satu bulan digempur dengan 7 helikopter water boombing yang didatangkan dari BNPB Pusat, dengan waktu pemadaman 7 hingga 8 jam per unit per hari, kini penanganan karhutla di sekitar Bandara Syamsudin Noor mulai menemui titik terang.

Namun tak heran lagi, BPBD Kalsel memfokuskan penanganan karhulta di sekitar Bandara Syamsudin Noor hingga penyeterilan dalam jarak 5 km itu salah satunya adalah untuk meredam kabut asap agar tidak menjadi kesan pertama yang buruk bagi Presiden RI Joko Widodo yang akan mengunjungi Bumi Lambung Mangkurat demi hajatan besar di peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke 38, pada tanggal 18 hingga 21 Oktober mendatang.

Atas hasil tersebut, Kepala BPBD Kalsel, Wahyudin, memastikan wilayah Bandara Syamsudin Noor dalam cakupan jarak 5 km telah aman dari karhutla.

“Dampaknya sudah tidak ada lagi. Pesawat tidak lagi mengalami delay,” ujar Wahyudin memastikan, saat ditemui koranbanjar.net di Kantor BPBD Kalsel, Banjarbaru, Rabu (10/10), sore tadi.

Dengan begitu, Wahyudin menceritakan, maka helikopter water boombing dengan pilot dan puluhan crewnya yang didatangkan dari Rusia itu tidak difokuskan di kawasan Bandara Syamsudin Noor dan Guntung Damar lagi untuk sementara waktu. Hal ini juga didukung dengan turunnya hujan di wilayah Kota Banjarbaru dalam beberapa hari terakhir ini.

“Heli sementara ini tidak ke Guntung Damar dulu, karena titik api di sana bisa dibilang sudah nol. Meski begitu, satgas darat masih terus melakukan pemantauan wilayah di Guntung Damar untuk menangani titik-titik yang masih mengeluarkan asap,” bebernya.

Sudah Habis Berapa Duit Nih?

Sayangnya, ketika ditanya terkait besaran anggaran operasional 7 helikopter water boombing ditambah 1 helikopter patroli karhutla itu, Ujud –sapaan akrab Wahyudin– terkesan merahasiakannya dan tidak ingin menjawab banyak.

“Anggarannya dari BNPB langsung itu, tidak tahu berapa. Kami hanya dapat arahan untuk memerintahkan sesuai hasil rapat,” katanya.

Begitu juga dengan jumlah anggaran yang dimiiki BPBD Kalsel untuk penanganan karhutla di Kalsel tahun ini, entah kenapa Ujud semakin enggan mengungkapkannya kepada wartawan koranbanjar.net. Ia hanya memberi gambaran bahwa anggaran penanganan karhutla di tahun ini hanya berkisar di angka ratusan juta rupiah saja, dan tidak mencapai angka miliaran rupiah.

“Anggarannya digunakan untuk BBM, konsumsi, uang lelah. Ya sekitaran ratusan juta aja, tidak mencapai M (miliar, Red),” ucapnya.

Hal ini menjadi sulit dipercaya jika menengok anggaran BPBD Kalsel dalam penanganan karhutla di tahun lalu yang sudah mencapai Rp 800 juta. Jika tahun lalu  anggaran sebesar itu digunakan untuk menidurkan api yang tengah terjaga di 2.034 hektare hutan dan lahan Kalsel, maka benarkah untuk menggempur amukan api yang telah melahap lahan dan hutan seluas 3.712, 618 hektare selama lebih dari sebulan ini masih memerlukan anggaran ratusan juta rupiah? (maf/dny)