Kisah Sedih Penyandang Cacat tanpa Kaki dan Satu Lengan asal Banjarmasin, Jualan HP Bekas Ditipu dengan Uang Palsu

BANJARBARU – Setiap manusia ada yang dilahirkan dengan tubuh yang normal dan tidak. Tubuh atau fisik yang normal pada umumnya bisa beraktifitas dengan leluasa dan bisa melakukan berbagai hal yang diinginkan. Sementara tubuh yang tidak normal atau cacat tidak bisa melakukan aktifitas seperti orang normal pada umumnya.

BERFOTO – Hanafi berfoto dengan wartawan koranbanjar.net

Muhammad Hanafi (35) warga Benua Anyar ini terlahir dengan kondisi anggota  fisiknya tidak lengkap, memiliki satu tangan tanpa dua kaki.

Ayah dari dua anak yang akrab  dipanggil Hanafi  ini saat diwawancarai wartawan koranbanjar.net di kediamannya Jl. Benua Anyar Raya No.87  RT 04 Banjarmasin menuturkan kisah kehidupannya secara singkat, berawal dari Kuala Kapuas, dia merintis hidup dengan berjualan pulsa di depan rumah dengan modal yang dipinjam dari kawan.

Karena tidak kunjung meningkat dan malah termakan modal, akhirnya dia hijrah ke Banjarmasin untuk melanjutkan hidupan bersama dua anak dan istrinya.

“Saat di Kapuas, ulun ba-usaha jualan pulsa dimodali kawan, imbahnya kada bahasil, iya kami pindah ke Banjar,” tutur Hanafi.

Menetaplah keluarga Hanafi saat ini  di sebuah kampung yang bernama Benua Anyar dengan rumah sewaan berukuran agak kecil yang terbuat dari kayu biasa. Mulai situ, Hanafi kembali memulai usaha dengan berjualan sendal dan aksesoris kecil-kecilan dengan modal 1 juta. Modal ini dipinjam dari saudaranya.

Dikatakan terkadang dia sambil jualan handphone bekas di online buat tambahan biaya hidup anak, istri dan sewa rumah.

“Usaha sendal nih kadang ada nang menukar, kadang kedada sama sekali. Sedangkan anak bini perlu makan, belanja, balum lagi bayar sewa rumah 500 sebulan. Makanya, ulun sambil tukar jual hp bakas di online, itupun kadang ada haja nang membunguli, menipu menukar pakai duit palsu. Imbah menukar hp wadah ulun, imbah ulun liati duitnya palsu, han purun banar, ” ungkap anak dari pasangan Aini kasir dan Rajunah ini.

Untuk itu dengan secara terpaksa demi melanjutkan hidup dan tanggung jawab terhadap keluarga, Hanafi memohon kepada Instansi Pemerintah, khususnya Dinas Sosial agar bersedia memberikan modal buat usaha untuknya yang tidak lengkap memiliki anggota tubuh ini.

“Jika pemerintah berkenan agar sudi kirannya memberikan ulun modal sagan ba-usaha supaya kawa ulun menghidupi anak bini wan kawa bayar sewa rumah. Ulun biar keadaan kaya ini tapi ulun pantang menyerah, ulun kada handak jadi pengemis. Ulun handak jua bausaha kaya urang normal jadi ulun sangat berharap hajat ulun dikabulkan,” ucap Suami dari Siti Sri Mariyani ini saat mencurahkan isi hatinya di medsos.

Harapannya mudah-mudahan pemerintah mendengarkan curahan hati dari seorang yang cacat namun semangatnya untuk bertanggung jawab kepada keluarga itu luar biasa .(leo)