Tak Berkategori  

Kelangkaan Gas Melon Disinyalir Ulah Oknum Pengecer

BANJARBARU, KORANBANJAR.NET – Melambungnya harga gas elpiji tabung 3 kg di Kelurahan Landasan Ulin Timur membuat sejumlah warga kebingungan, kenaikan yang terjadi dirasa masyarakat terlalu tinggi dan membebani mereka, terlebih dipasaran tabung gas ini mulai langka.

Terpantau sejak pasca Hari Raya Idhul Adha kemarin, tabung gas elpiji tabung 3 kg mulai langka di pasaran, apakah hal tersebut dikarenakan keterlambatan pengiriman, ataukah ada faktor lain?

Perlu diketahui, bahwa alur pendistribusian gas elpiji tabung 3 kg tersebut yang pertama adalah berasal dari Depot Elpiji. Kemudian dari Depot Elpiji, jalur berikutnya disebut SPPBE (Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji ) yang dikelola oleh Pertamina dan pihak swasta, kemudian setelah itu paket elpiji diterima oleh agen elpiji dan selanjutnya sebagai ujung tombaknya disebut sub agen atau pangkalan elpiji. Sub agen elpiji inilah yang berhubungan langsung dengan pengecer, warung juga konsumen.

Kenaikan harga yang mencapai Rp30.000 sampai Rp35.000 tersebut diketahui terjadi di warung-warung kecil atau pengecer, bukan berasal dari pangkalan maupun agen. Dan tentunya, hal tersebut diluar kendali pihak pangkalan dan agen.

Agen hanya dapat menindak kecurangan yang terjadi pada sub agen atau pangkalan. Mereka (agen) telah memberikan aturan dan HET (harga eceran tertinggi). Dan sejauh pantauan mereka di Banjarbaru tidak ada agen yang melakukan kecurangan.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Unit Puskop Antasari, Rochmat Basuki di sela-sela operasi pasar di Kelurahan Landasan Ulin Timur kemarin kepada koranbanjar.net, Rabu (05/09).

“Pendistribusian gas elpiji 3 kg sebenarnya tidak mengalami kendala, tetapi fakta di lapangan bisa terjadi kelangkaan itu ‘mungkin’ merupakan ulah oknum-oknum yang jahil, dan bisa saja karena pengecer,” ujarnya .

Dan memang, lanjutnya, saat kami melakukan pemeriksaan setelah kirim barang, di pangkalan tersebut hanya dalam waktu 2 jam bisa habis itu stok elpijinya.

“Karena hal itulah kami mendapat perintah melakukan operasi pasar di 8 kelurahan, langsung dari Pertamina. Jadi sebanyak 4 truk ini kami distribusikan dengan harga normal ke 8 kelurahan tersebut,” tambahnya lagi.

Rochmat juga berpesan apabila menemui pangkalan yang menjual elpiji melebihi HET bisa dilaporkan, agar dapat diberi sanksi.

“Kami berharap masyarakat juga ikut mengawasi, kalau ada pangkalan jual gas 3 kg melebihi HET, maka pelaku bisa diberi sanksi, atas perintah Pak Kepala bisa saja izinnya nanti dicabut,” tegas Rochmat.(ren/ana)