Kasus Ratna Sarumpaet dan Potensi Kerugian Prabowo-Sandiaga

BANJARMASIN,KORANBANJAR.NET – Apa yang terjadi pada pemilih di pilpres 2019 mendatang pasca pengakuan kebohongan oleh Ketua Tim Badan Pemenangan Nasional Pasangan Prabowo-Sandiaga, Ratna Sarumpaet? Berikut analisanya dalam kacamata politik yang didapat koranbanjar.net.

Menurut seorang pakar ahli ilmu politik dan pemerintahan di Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Pathurrahman Kurnain , secara anatomis, pemilih pada pilpres 2019 mendtang terbagi menjadi tiga kelompok, yakni pemilih yang sudah mantap mendukung pasangan Jokowi-Ma’ruf, pemilih yang sudah mantap memilih Prabowo-Sandiaga, dan kelompok yang masih ragu menentukan pilihannya atau mengambang (swing voters).

“Dari kasus Ratna ini, kelompok pemilih pertama dan kedua tentu tidak terlalu menjadi masalah besar, mengingat dukungan mereka sudah mantap. Namun bagi kelompok swing voters, kasus Ratna ini tentu menarik perhatian mereka.” Ujar Dosen Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan (FISIP) ULM ini kepada koranbanjar.net, Senin (8/10).

Menariknya, kelompok swing voters ini terbagi lagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok pertama adalah mereka yang cepat menyimpulkan menggeneralisir bahwa Ratna dan timnya (Prabowo-Sandiaga, Red) memiliki tanda-tanda memainkan kebohongan dan cara-cara kotor untuk menarik simpati rakyat. Sehingga kelompok pertama ini akan selalu curiga dan mulai antipati terhadap kelompok Prabowo-Sandiaga.

Kelompok kedua, adalah kelompok yang tidak terlalu menggubris tentang kasus Ratna ini karena menganggap kasus tersebut hanya sebagain bumbu akan subtansi dari Pilpres.

“Yang berbohong Ratna, jadi Prabowo-Sandiaga tidak harus menanggung resiko atas apa yang telah dilakukan Ratna,” kata Master of Art dari jebolan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini.

Sedangkan kelompok yang ketiga, adalah mereka yang masih menunggu dan menantikan kejutan-kejutan selanjutnya dari drama pilpres ini, baru kemudian mereka akan menarik kesimpulan dan memutuskan kepada pasangan siapa suara mereka berlabuh.

Namun, pria yang masih single ini menyimpulkan, kasus Ratna Sarumpaet ini memang telah mengakibatkan potensi kerugian bagi pasangan Prabowo-Sandiaga.

“Tapi harus diakui, akibat dari kasus Ratna ini memang sedikit banyaknya juga berpotensi merugikan pasangan Prabowo-Sandiaga. Oleh karena itu diperlukan spin doctors yang piawai dalam melancarkan propaganda politik, mengendalikan psikologi publik, merekonstruksi opini umum, hingga memperbaiki citra dari pasangan nomor 2 ini,” bebernya. (al/dny)