Kabupaten Banjar Menjadi Sasaran Peredaran Narkoba

MARTAPURA, KORANBANJAR.NET – Kabupaten Banjar menjadi salah satu sasaran peredaran narkoba. Hal itu terbukti dengan banyaknya kasus narkoba yang menjerat masyarakat Banjar. Selama kurang dari 4 bulan saja pihak kepolisian sudah menjaring 30 kasus narkoba.

Kapolres Banjar Takdir Mattanete melalui Kasat Narkoba IPTU Achmad Jarkasi mengatakan, jika dilihat secara demografi sangat berpotensi menjadi tempat peredaran narkoba, mengingat jumlah penduduk di Kabupaten Banjar mencapai lebih dari 500 ribu jiwa atau terbanyak ke 2 setelah Kota Banjarmasin.

“Meskipun di Kabupaten Banjar ini tidak ada bandara, pelabuhan, serta tempat hiburan malam, namun dengan memiliki labih dari 500.000 jiwa penduduk, tentu hal itu menjadi salah satu faktor utama maraknya peredaran narkoba,”ungkapnya kepada koranbanjar.net saat ditemui, Selasa (24/04).

Dalam pengedaran narkoba selalu ada jaringannya, sebab menurutnya tidak semua orang bisa membikinnya. Berbeda halnya dengan senjata tajam yang semua orang bisa membuatnya. “Kalau sajam kan banyak yang bisa membuat, jadi pada umumnya pasti ada jaringan tertentu yang biasa mengedarkan sabu ke kota-kota bahkan ke pelosok-pelosok desa,” tuturnya.

Baca juga Kurang dari 4 Bulan, 30 Kasus Narkoba Terjadi di Wilayah Banjar

Berbicara soal kerugian, selain rugi dengan kesehatan dan rusaknya masa depan pengguna, juga merugikan perekonomian masyarakat itu sendiri dan negara secara umumnya.

“Sebab, harga sabu sendiri melebihi emas, untuk harga di pasar gelapnya 1,3 juta per gram, kalau sudah diecer malah sampai  2 juta per gramnya, apalagi kalau sampai ke gunung atau pertambangan mungkin bisa mencapai 3,5 juta,” jelasnya.

Jika dibandingkan dengan harga emas yang 1 gramnya cuma 500 – 600 ribu. “Bayangkan kalau negara luar memasukan sabu sebanyak 1 ton ke Indonesia, itu berarti sama saja dia dengan membawa emas sebanyak 2 ton ke nagara kita. Itu baru dikali dua saja, bayangkan kalau mereka pecah di pengecer,” paparnya.

Oleh karena itu ia mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat agar berperan aktif memerangi narkoba. Sebab, masyarakat langsung bersinggungan kala terjadi peredaran dan penyalah gunaan narkoba.

“Karena polisi tidak mungkin bisa menangkap tanpa batuan masyarakat. Masyarakat lebih dekat dan mengetahui wilayahnya, juga pelakunya bisa saja berasal dari wilayahnya, bahkan juga ada sebagai pemakai,” tutupnya.(zdn/dra)