Religi  

Jarang Hujan, Masyarakat Diminta Waspada

BANJARBARU, KORANBANJAR.NET – Memasuki musim kemarau, intensitas hujan semakin rendah sehingga diimbau untuk selalu berhati-hati agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan seperti kebakaran hutan atau lahan.

Menurut staf Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas 1 Banjarbaru, Khairul kepada koranbanjar.net, Senin (23/07), bulan Juli ini masuk ke musim kemarau, dan pastinya curah hujan pun rendah di beberapa daerah di Kalimantan Selatan.

“Bukan berarti tidak ada hujan, namun hanya saja intensitas hujannya kecil mas,” ungkapnya.

Pada umumnya, lanjut Khairul, untuk curah hujan di Kalimantan selatan sendiri berada pada kriteria rendah, dan di Banjarbaru sangat jarang hanya sekitar 10-20 mm. Sedangkan untuk curah hujan tertinggi yaitu 46 mm terjadi di daerah Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar.

Dari informasi tersebut, pihak BMKG Kelas 1 Kota Banjarbaru mengimbau kepada masyarakat agar selalu waspada. Karena kebakaran lahan akan berdampak pada polusi udara yang sarat akan karbon dioksida (CO2) dan susah dinetralisir karena tidak ada hujan.

Seperti yang kita tahu, apabila terjadi kebakaran hutan atau lahan dipastikan asap yang penuh kandungan karbon dioksida tersebut akan berada di udara. Apabila ada hujan, maka karbon dioksida dapat dinetralisir oleh air hujan yang turun. Berbeda cerita apabila tidak ada hujan, kandungan berbahaya dari senyawa kimia ini akan terus berada di udara yang efeknya akan mengganggu kesehatan masyarakat.

“Kami berharap masyarakat selalu berhati-hati saat musim kemarau ini, jangan membakar lahan, membuang puntung rokok sembarangan apalagi di tempat lahan yang bisa memicu kebakaran hutan, dan juga satu hal lagi yaitu menghemat air,” imbuhnya.(ren/ana)