Religi  

Giliran Poltekes Sebut Informasi Kasus Campak & Rubella Dinkes tidak Berdasar

BANJARBARU, KORANBANJAR.NET – Setelah Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ilmi Banjarbaru, Ponpes Al Falah Banjarbaru dan SMAN 2 Banjarbaru melalui Pimpinan Ponpes dan beberapa guru di masing-masing 3 lembaga pendidikan tersebut membantah puluhan kasus campak dan rubella terjadi pada sejumlah santri dan beberapa siswanya, seperti yang telah diberitakan koranbanjar.net berdasarkan surat edaran kewaspadaan terkait adanya 71 kasus campak dan rubella yang terjadi pada 4 lembaga pendidikan yang ada di Banjarnbaru, yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalsel pada tanggal 10 September 2018 lalu, kini, giliran pihak Politeknik Kesehatan (Poltekes) Banjarmasin membantah adanya kebenaran puluhan kasus penyakit tersebut.

Bantahan tersebut disampaikan oleh salah seorang Staf Bagian Administrasi Umum Poltekes Banjarmasin, Johar, saat koranbanjar.net tidak bisa menemui Direktur Poltekes Banjarmasin di Direktorat Poltekes Banjarmasin, Jalan Mistar Cokrokusumo No 1A, Kelurahan Kemuning, Banjarbaru, karena diberitahukan sedang berada di luar kota, Senin (17/9) siang tadi.

Johar mengatakan, informasi 71 kasus campak dan rubella itu, yang mana 10 kasus di antaranya dinyatakan oleh pihak Dinkes Kalsel melalui surat edarannya terjadi pada 10 orang mahasiswa Poltekes Banjarbaru, adalah informasi yang tidak benar.

“Mengenai kabar 10 orang yang dikatakan terkena campak maupun rubella itu, tidak ada konfirmasi langsung dari Dinkes Provinsi kepada pihak kami,” kata Johar kepada koranbanjar.net.

Padahal, lanjut Johar, jika benar ada 10 mahasiswa Poltekes Banjarmasin yang terkena penyakit campak atau rubella, seharusnya ada konfirmasi langsung yang diterima oleh pihaknya berdasarkan hasil laboratorium sebagai bukti penguat.

Meski begitu, diceritankannya, di luar kabar mengenai sejumlah kasus itu, beberapa waktu lalu pihaknya memang pernah mengetahui bahwa ada mahasiswa Poltekes Banjarmasin yang sakit, tetapi diakuinya, jumlahnya bukan 10 orang, melainkan hanya 2 orang.

“Memang ada orang yang sakit yang kami ketahui beberapa waktu lalu, tapi jumlahnya hanya 2 orang, bukan 10 orang, yakni dari jurusan gizi 1 orang, dan dari jurusan keperawatan 1 orang,” tandasnya.

Namun, dirinya menekankan, pihaknya meyakini bahwa sakit yang dialami oleh kedua mahasiswanya tersebut saat di kediamannya masing-masing beberapa waktu lalu hanyalah penyakit yang disebabkan oleh penyakit kerumut, bukan karena disebabkan oleh virus penyakit campak ataupun rubella. Menurutnya, keyakinan tersebut sesuai dengan tidak adanya laporan berdasarkan dari hasil laboratorium yang menyatakan bahwa kedua mahasiswanya tersebut positif terkena campak, measles, ataupun rubella seperti yang telah diinformasikan oleh Dinkes Provinsi Kalsel. (ren/dny)