Gandeng INSIDA, Pemkab Banjar ingin Kembalikan Icon Serambi Mekkah

MARTAPURA, KORANBANJAR.NET – Gandeng Institut Agama Islam Darussalam (Insida) Martapura, Badan  Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) Kabupaten Banjar susun Masterplan Kota Martapura sebagai Serambi Mekkah.

Ekspose penyusunan masterplan dilaksanakan Kamis (8/11) kemaren, di aula Bauntung Bappelitbang Banjar. Dihadiri tim dari SKPD lingkup Kabupaten Banjar terkait, Kemenag Banjar. Hadir pula tenaga ahli dari Insida yang diketuai Dr H Quzwini.

Kabid Sosbud dan SDM Bappelitbang Banjar,  H Syahruddin, menyampaikan kegiatan ini untuk mengembalikan ikon dan identitas awal Kota Martapura sebagai ‘Serambi Mekkah’, dengan harapan bisa menjadi daya tarik luar untuk berkunjung ke Kabupaten Banjar.

“Semoga dengan adanya masterplan serambi mekkah ini mampu menjadi grand designd untuk menunjukkan dan mewujudkan serambi mekkah kota Martapura” ujarnya.

Gandeng  INSIDA, Pemkab Banjar ingin Kembalikan Icon Serambi Mekkah

Dijelaskan, Martapura sebagai ibu kota Kabupaten Banjar memiliki ciri khas dan karakteristik identitas dengan kentalnya nuansa Islami dan maraknya syiar dakwah yang ditunjukkan dengan kehadiran para alim ulama para aulia.

“Berdasarkan  karakteristik tersebut Kota Martapura menjadi ikon pusat pendidikan Islam di wilayah Kalimantan. Santri-santri lembaga pendidikan di kota ini menyebar ke berbagai kawasan di Kalimantan Selatan, Tengah dan Timur, bahkan di pulau Jawa. Para santri inilah yang melaksanakan dakwah dan pembinaan umat,” ungkapnya.

Pusat pendidikan yang amat dikenal dari sisi pendidikan Islam ini adalah Pondok Pesantren Darussalam. Lembaga inilah, menurutnya, yang telah mematok pancang dan berkiprah dalam sejarahnya, hingga sebutan Serambi Mekah dan kota santri untuk kota ini pantas disematkan.

“Akan tetapi seiring perkembangan dan kemajuan dan perkembangan zaman di era modernisasi dan globalisasi saat ini, julukan Kota Martapura sebagai Kota Serambi Mekkah kian pudar,” tuturnya.

Hal tersebut, tambahnya, karena pengaruh teknologi akibat pengaruh modernisasi dan globalisasi.  “Oleh karena itu kemajuan dan perkembangan zaman tersebut menjadi tantangan terbesar bagi setiap umat muslim di Martapura,” imbuhnya.

Sementara itu Dr H Quzwini M Ag, memaparkan dari hasil penelitian ada beberapa latar belakang dalam penyusunan masterplan tersebut,  di antaranya salah satu ulama besar lahir di Banjar yaitu Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (Datu Kelampayan) yang melakukan pembaharuan di Kalimantan Selatan serta menjadi panutan masyarakat.

“Di sini juga  banyak majelis taklim, pondok pesantren, dan madrasah. Kemudian masih terciptanya tradisi, budaya dan kehidupan yang agamis masyarakatnya,” jelasnya.

H Quzwini beserta tim dari Insida Martapura juga memaparkan beberapa hal lainnya secara detail terkait penelitian dan penyusunan yang telah dilaksanakan timnya. (dra)