Diskusi Warung Pojok, Mawardi Abbas Bicarakan Ini dengan “Berapi-api”

TOKOH yang satu ini memang agak berbeda dibanding para tokoh banua lainnya. Apabila membicarakan kedaulatan dan kesejahteraan rakyat atau tentang keadilan sosial, dia terlihat meledak-ledak. Kadang sesekali bercerita sejarah masa mudanya yang aktif  berorganisasi, baik dalam organisasi kemahasiswaan maupun sebagai aktivis dalam memperjuangkan hak-hak rakyat kecil.

Siang tadi, Senin (15/10/2018), tokoh yang masih aktif dalam Partai Politik Bulan Bintang ini telah mengundang penulis untuk berdiskusi ringan di sebuah warung pojok sederhana miliknya di kawasan Kusambi, Sungai Ulin, Kota Banjarbaru.

Seperti biasa, meski pernah beberapa periode menjabat sebagai anggota DPRD Banjar, bahkan menjadi Wakil Bupati Banjar periode tahun 2000 – 2005, penampilan sehari-harinya tak pernah berbeda, sederhana dan apa adanya. Tetapi dia masih tetap segar dan tak pernah bisa menyembunyikan hasratnya untuk mengabdi kepada rakyat dan bangsa ini.

Mawardi Abbas
Mawardi Abbas

Semangat itu sepertinya masih membara dalam sosok seorang Mawardi Abbas yang sudah berusia 74 tahun. Tatkala wartawan koranbanjar.net menyebutnya sebagai golongan orang tua, mantan Wakil Bupati Banjar ini seakan tidak terima, kemudian buru-buru mengirimkan sebuah situs tentang kriteria baru kelompok usia yang dilansir WHO.

Dalam sebuah situs http://www.nasionalisme.co/who-mengeluarkan-kriteria-baru-kelompok-usia/, WHO Mengeluarkan Kriteria Baru Kelompok Usia. WHO telah melansir studi tentang kualitas kesehatan dan harapan hidup rata-rata manusia di seluruh dunia menetapkan kriteria baru yang membagi kehidupan manusia ke dalam 5 kelompok usia.

Usia 0 – 17 tahun adalah Anak-anak di bawah umur, kemudian umur 18 – 65 tahun masuk kategori pemuda, selanjutnya usia 66 – 79 tahun kategori setengah baya, umur 80 – 99 tahun kategori orangtua dan usia 100 tahun ke atas masuk dalam kategori orang tua berusia panjang.

“Jangan salah, usia 65 tahun saja masih masuk golongan pemuda,” celoteh Mawardi.

Salah satu cita-cita Mawardi Abbas yang tak pernah pupus di sepanjang usianya, ingin selalu berbuat baik untuk kepentingan masyarakat luas. Bahkan satu hal yang cukup menarik, dia ingin menghabiskan usianya dalam pengabdian lewat berbagai jalur, termasuk jalur politik.

“Doakan dan dukung saya untuk mengakhiri hidup dengan mewujudkan berbagai cita-cita dalam memenuhi dan memperjuangkan kepentingan orang banyak. Saya akan baktikan diri untuk masyarakat,” ungkap Calon Legislatif Dapil 2 Nomor Urut 3 dari Partai Bulan Bintang ini.

Beberapa hal yang terus membakar semangatnya untuk terus berjuang, belum meratanya kesejahteraan dan keadilan sosial di tengah masyarakat. Dalam istilah lain, yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin.

“Pancasila itu dibuat merujuk kepada rukun Islam dan rukun iman. Makanya diawali dengan sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa dan ditutup dengan sila kelima yang berbunyi Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Jadi hal ini harus betul-betul diimpelementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya.(sir)