Demonstrasi Berlangsung Ricuh. Ada Oknum Polisi Mendorong Kepala Mahasiswa

BANJARMASIN,KORANBANJAR.NET – Aksi demonstrasi puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Se Kalsel di depan Gedung DPRD Kalsel Banjarmasin, berlangsung ricuh, Rabu siang (15/5).

Sebelum kericuhan terjadi, dalam aksinya kali ini, puluhan mahasiswa yang menuntut agar harga bahan bakar minyak (BBM) segera bisa diturunkan itu, mendesak pihak DPRD Kalsel menyerahkan surat pemberitahuan pertemuan dengan pihak Pertamina sebagaimana yang telah dijanjikan oleh pihak Komisi III DPRD Kalsel kepada para mahasiswa di aksi demo sebelumnya pada 26 April 2018 lalu bahwa Komisi III DPRD Kalsel akan melaksakan pertemuan dengan pihak Pertamina dengan mengikutsertakan juga perwakilan dari mahasiswa.

Dalam orasinya, Koordinator Isu BEM Se Kalsel, Toha Retab menyampaikan, para mahasiswa merasa dibohongi oleh DPRD Kalsel.

“DPRD tidak pernah menindaklanjuuti tuntutan kami sejak demo tanggal 26 April kemarin. DPRD telah berbohong kepada kami. DPRD telah membohongi rakyat,” teriaknya.

Aksi demo dari puluhan mahasiswa ini menjadi memanas saat para mahasiswa menunggu surat pemberitahuan pertemuan dari DPRD Kalsel untuk pihak Pertamina yang bakal digelar besok Kamis 17 Mei.

Akibatnya, kericuhan antar mahasiswa dengan puluhan personil kepolisian yang mengamankan jalannya aksi pun tak dapat dihindari. Para mahasiswa memaksakan diri memasuki gedung DPRD Kalsel yang dijaga ketat oleh puluhan anggota kepolisian dari Polresta Banjarmasin.

Anggota kepolisian pun mencoba menghalau gerakan mahasiswa yang sudah mulai mengamuk tersebut.

Akhirnya, terjadilah aksi saling dorong antar puluhan mahasiswa dengan petugas kepolisian.

Pada saat terjadi aksi saling dorong itu, salah seorang petugas kepolisian dari anggota Polresta Banjarmasin yang diketahui berinisial Bripka E, mendorong kepala salah satu mahasiswa yang ketika itu tetap ingin memaksa masuk ke gedung DPRD Kalsel.

Karena telah terjadi insiden pendorongan kepala kepada salah seorang mahasiswa tersebut, selanjutnya hanya dalam hitungan detik, perhatian para demonstran beralih ke aparat kepolisian dengan mendesak Bripka E untuk meminta maaf di depan para mahasiswa karena dianggap tindakan dari Bripka E tersebut merupakan faktor dari kesengajaannya.

Kemudian, aksi demonstrasi kian memanas karena Bripka E tidak mau meminta maaf kepada para mahasiswa.

“Mana polisi yang mendorong kepala kawan kami tadi? Suruh dia ke depan untuk minta maaf! Dia itu bukan polisi karena tidak beretika. Suruh lepas aja bajunya lalu minta maaf kepada kami,” teriak salah seorang demonstran dengan marah.

Beruntung, amukan para mahasiswa yang sedang marah tersebut bisa diredakan setelah Kapolsek Banjarmasin Tengah, AKP Sigit Prihanto turun ke tengah barisan para demonstran untuk meminta maaf kepada para mahasiswa atas nama instansi serta pribadi karena kesalahan salah seorang anggotanya.

“Atas nama pribadi dan instansi kami meminta maaf atas kesalahan yang di perbuat anggota kami. Nantinya, Bripka E tetap akan kami panggil untuk diproses secara hukum jjka memang  terbukti bersalah dengan sengaja melakukan perbuatan tersebut,” pungkas AKP Sigit.

Sesuai dengan pemberitaan koranbanjar.net sebelumnya, aksi demostrasi mahasiswa yang kedua pada tanggal 26 April 2018 menghasilkan pernyataan dari pihak Komisi III DPRD Kalsel yang mengajak para mahasiswa untuk ikut serta dalam pertemuan antar pihak DPRD Kalsel dengan pihak Pertamina dalam rangka berdiskusi terkait kelangkaan BBM jenis premium di Kalsel. Namun hingga kini, DPRD Kalsel belum merealisasikan pernyataan tersebut kepada para mahasiswa. (leo/dny)