Deklarasi Kepala Daerah Versus Deklarasi Warga

Oleh Pimred KoranBanjar.net, Denny Setiawan

SEPEKAN terakhir, warganet dikejutkan dengan “aksi” yang dilakukan 12 kepala daerah beserta sejumlah elit politik Banua. Tanpa malu-malu para kepala daerah memproklamirkan diri mereka sebagai para pendukung salah satu pasangan Capres dan Cawapres.

Berbagai statemen, status, komentar bertebaran di dunia maya, mengkritisi keterlibatan para kepala daerah yang secara terang-terangan menunjukkan keberpihakan pada salah satu pasangan Capres-Cawapres.

Salah satu komentar warganet yang cukup viral “Tidak apa-apa para kepala daerah bikin deklarasi, toh yang milih rakyat.”

Apa yang dilakukan para kepala daerah itu, sudah tentu menciderai pesta demokrasi yang selama ini digaung-gaungkan harus jujur, adil,.damai dan netral. Memang tidak salah jika para elit politik mendeklarasikan diri dengan posisi sebagai tokoh partai.

Tapi sadarkah mereka, (mungkin) ketika menghadiri acara itu mereka sudah menggunakan fasilitas negara. Baik itu jabatan sebagai Gubernur, Bupati atau Wakil Walikota, maupun mobil dinas berplat merah. Mereka adalah panutan yang harus dicontoh, lantas bagaimana kalau mereka yang justru melanggar aturan. Ironisnya, dilakukan terang-terangan.

Pembelajaran pesta demokrasi di negeri ini sungguh amat sangat lucu. Tatkala.para ASN dibatasi dengan berbagai aturan agar bersikap netral dalam menghadapi Pemilu 2019, panutan mereka malah mempertontonkan ketidaknetralan.

Lebih-lebih jika para kepala daerah lebih mencermati kapasitas pasangan Capres dan Cawapres yang mereka dukung. Capres bukan lagi presiden, yang notabene tidak memiliki keterkaitan secara hirarki dengan pejabat daerah, baik Gubernur, Bupati atau Wakil Walikota.

Tidak heran jika selama ini sebagian warga banua juga mendeklarasikan diri mereka sebagai pendukung Capres dan Cawapres lainnya dengan menggunakan berbagai nama komunitas. Pastinya, para kepala daerah telah “menyakiti” sebagian rakyatnya. Anda mendeklarasikan diri “menjagokan” salah satu pasangan Capres dan Cawapres bukan jaminan untuk membahagiakan hati rakyat, tapi sebagai kepala daerah, Anda sudah jelas menyakiti pemilih Anda selama ini. Karena keberadaan Anda di acara itu bukan semata-mata sebagai tokoh politik, melainkan KEPALA DAERAH, yang sudah pasti milik semua rakyat, bukan golongan.(*)